Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Jumat 21 Januari 2022: Dipanggil untuk Apa?
Betapa bahagianya diri kita ketika menyadari bahwa kehadiran kita sungguh membawa suka cita dan kebahagiaan bagi orang lain.
Kehadiran fisik yang mencakup kesegenapan aspek, seperti terkait cita-cita atau visi, menyatu hati , senasib. Jadi, bukan hanya penyertaan karena hal-hal lahiriah dan sepele.
Setelah ada bersama, Dia ternyata mengutus kita dengan maksud khusus. Bukan menurut pikiran dan sukanya kita. Tetapi untuk mewartakan Injil dan mengusir setan dengan kuasa yang Ia berikan.
Maksud dan tujuan ini harus disadari sungguh. Sebab dewasa ini banyak sekali jalan, suara dan bahkan ideologi sesat yang bisa memengaruhi diri kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 19 Januari 2022: Degil
Paus Fransiskus menyebut materialisme, konsumerisme dan hedonisme bisa mengarahkan kita kepada satu bahaya besar yaitu idolatria atau pemujaan berhala.
Bahaya idolatria ini akan mengarahkan kita manusia kepada egolatria yaitu pemujaan diri sendiri, seakan-akan menjadikan diri kita segala-galanya dan melupakan orang lain.
Maka, kita sadari bahwa Tuhan memanggil kita untuk ada bersama-Nya dan berjalan bersama-Nya dan bersama orang lain.
Saling mendengarkan satu sama lain. Bukannya menjadikan diri kita lebih utama sehingga menjadi idolatria dan egolatria di zaman ini. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 21 Januari 2022:

Bacaan Pertama: 1 Samuel 24:3-21
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan.
Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan.
Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu.
Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!”
Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.