Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 19 Januari 2022: Degil
Kemarin cerita tentang murid-murid Yesus yang memetik gandum pada hari Sabat, sesuatu yang dilarang Taurat, tapi dibiarkan oleh Yesus.
Renungan Harian Katolik Rabu 19 Januari 2022: Degil (Markus 3:1-6)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Hari-hari belakangan ini, Injil Markus menyajikan sejumlah cerita pendek tentang konflik antara Yesus dengan orang-orang Farisi yang tak suka dengan-Nya, malah membenci-Nya. Salah satunya adalah cerita konflik seputar hari Sabat.
Kemarin cerita tentang murid-murid Yesus yang memetik gandum pada hari Sabat, sesuatu yang dilarang Taurat, tapi dibiarkan oleh Yesus.
Hari ini tentang penyembuhan orang yang mati sebelah tangannya oleh Yesus di dalam rumah ibadat pada hari Sabat.
Sebetulnya penyembuhan oleh Yesus pada hari Sabat ini bukanlah baru pertama kali dilakukan Yesus.
Di Kapernaum, pada awal karya-Nya di Galilea, Yesus sudah pernah menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat (lih. Mrk 1:21-28).
Pada waktu itu rupanya orang-orang Farisi belum mempermasalahkan Yesus. Malah dikatakan bahwa saat itu semua orang takjub dengan perbuatan-Nya. Lalu kenapa kali ini mereka justru mempersoalkan-Nya?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 18 Januari 2022: Alasan Pembenar
Markus menceriterakan kisah ini dengan sangat lugas dan apa adanya. Dia menulis bahwa saat "Yesus masuk lagi ke rumah ibadat ... mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia".
Berarti kali ini telah ada niat tidak baik, ada kondisi hati yang tak lagi suka akan Yesus, batin yang tak lagi nyaman dengan keberadaan Yesus.
Bahkan lebih lanjut disebutnya, hati mereka telah degil. Tulis Markus, Yesus "berdukacita karena kedegilan mereka, sehingga Ia marah dan memandang sekeliling-Nya kepada mereka".
"Degil" adalah sebuah kata yang sebenarnya sangat mengerikan. Istilah Yunani yang dipakai adalah porosis, yang berasal dari kata poros, artinya semacam batu yang kerasnya luar biasa; tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras; tidak kunjung paham.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata degil berarti: tidak mau menuruti nasihat orang; tetap keras kepala; atau berkepala batu.
Degil berbeda dengan dekil. Kedua kata ini memiliki arti yang sangat berbeda, meski hanya dibedakan satu huruf saja.
“Anda dekil sekali, sebaiknya Anda mengaca.” Kalimat ini berarti Anda sangat jorok atau kumal dan sebaiknya mengaca untuk melihatnya.