Berita Nasional

Ahok Singgung Soal Kematian Saat Diberi Opsi:Mau Jadi Pejabat atau Legenda Politik, Ini Jawabannya

Bukan Ahok kalau tidak melontarkan pernyataan menohok ketika disinggung tentang jabatan, termasuk saat diberi opsi jadi pejabat atau legenda politik.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memuji Airin, Wali Kota Tangerang Selatan. Sosok cantik ini (kanan) disebut telah berhasil memimpin kota itu. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Bukan Ahok namanya kalau tidak melontarkan pernyataan menohok bila disinggung tentang jabatan

Sosok bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama dan kini menjadi Komisaris Utama Pertamina ini mengungkapkan hal yang mengagetkan saat diberi dua opsi kepadanya.

Jika kepada Anda diberi dua opsi, mau jadi pejabat atau jadi legenda politik, apa sikap Anda?

Secara diplomatis, Ahok menjawab, "Saya kira disebut legenda, ini cocok apa tidak cocok?" ujarnya.

"Tapi ada pepatah tiongkok kuno, bahwa sebelum bunyi empat paku di atas peti mati kita, kita tidak bisa mengklaim kita itu apa," tutur Ahok.

Ahok melontarkan jawaban ini, ketika acara Imlekan Bareng Banteng, yang digelar DPP PDIP, Jumat 12 Februari 2021 silam.

Namun ketika Mantan Gubernur DKI Jakarta ini disinggung mengenai peluang membantu orang kecil, dia mengunkapkan hal yang mengejutkan.

Ahok mengaku lebih memilih menjadi seorang pejabat dibanding pengusaha.

Ahok mengungkapkan pilihannya ini ketika menjadi pembicara dalam acara BTP Insights Business, Nationalism, dan Beyond, yang diselenggarakan Intiland.

Baca juga: Beda, Ucapan Ahok ke Ketua BPK Saat Masih Hidup dan Ketika Wafat: Dulu Katanya Tak Jujur, Sekarang?

Pada kesempatan itu, Ahok ditanya lebih pilih menjadi pebisnis atau seorang pejabat.

Ahok bercerita, awalnya ingin menjadi seorang konglomerat.

Namun, ia dinasihati oleh ayahnya, menjadi seorang pejabat lebih memiliki kuasa untuk membuat kebijakan.

"Kalau ditanya lebih senang mana, lebih senang jadi pejabat kalau untuk menolong orang."

"Waktu Gubernur DKI Jakarta punya (uang) operasional Rp 3 miliar satu bulan," ujar Ahok dalam diskusi daring, Jumat 13 Agustus 2021.

Menurut Ahok, uang operasionalnya dapat digunakan untuk membantu masyarakat DKI Jakarta. Misalnya, warga yang ijazah sekolahnya ditahan karena memiliki utang.

"Sangat menyenangkan saya bantu berapa ratus juta untuk menebus ijazah nyangkut karena ada utang di sekolah," tuturnya.

Lalu, Ahok ditanya apa 'kangen' menjadi pejabat publik?

"Saya bukan soal kangen, saya sekarang kerja saja sudah."

"Kalau disuruh pilih dalam hidup ini mau jadi apa, ya jadi pejabat."

"Mana lebih baik? Ya pejabat, karena bisa menentukan banyak orang."

"Misal properti lagi susah, pejabat bisa ngasih kebijakan," bebernya.

Baca juga: Ahok Disinggung Media Asing , Soroti Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia

Komisaris PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Menteri BUMN Erick Thohir(Tangkap Layar Instagram Basuki T Purnama)
Komisaris PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Menteri BUMN Erick Thohir(Tangkap Layar Instagram Basuki T Purnama) (Tribunnews.com)

Pilih Nama Baik Atau Legenda Politik

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, enggan disebut legenda di dunia politik Indonesia yang berasal dari keturunan Tionghoa.

"Saya kira disebut legenda, ini cocok apa tidak cocok."

"Tapi kalau ada pepatah tiongkok kuno, bahwa sebelum bunyi empat paku di atas peti mati kita, kita tidak bisa mengklaim kita itu apa," ujar Ahok di acara Imlekan Bareng Banteng, yang digelar DPP PDIP, Jumat 12 Februari 2021.

Ahok mengatakan, dirinya lebih mementingkan kebersamaan seluruh rakyat Indonesia dalam memperjuangkan Pancasila. Serta, menjaga nama baik selama hidupnya.

"Yang saya rindukan dan yang saya harapkan dalam hidup saya, saya tetap mempunyai nama yang baik sebagai pejuang nasionalis di partai seperti PDI Perjuangan, seperti sedia kala."

"Dan sekarang pun nama baik itu tetap ada. Bukan legenda atau tidak legenda. Itu adalah harapan kita."

"Kerinduan saya, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, kita memperjuangkan fondasi dasar Pancasila."

"Dan tujuannya untuk apa? Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.

Oleh karenanya, Ahok mengajak semua rakyat Indonesia bersama-sama berdiri teguh dengan tegap untuk kebenaran, keadilan, perikemanusiaan, dan tentu untuk kemajuan Bangsa Indonesia.

"Itulah yang paling penting. Karena itu saya berdoa, di akhir hidup, saya mempunyai nama baik itu," tegas Ahok.

Baca juga: DAFTAR Kekayaan 4 Calon Gubernur Ibu Kota Baru Negara:Tumiyana Paling Kaya, Ahok Paling Berpeluang

Alasan Gabung ke PDIP

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan alasannya bergabung dengan PDIP, dalam acara 'Imlekan Bareng Banteng' yang digelar DPP PDIP, Jumat 12 Februari 2021.

Ahok mengungkap hal itu karena ditanya sang host, Tina Toon, yang menyebut dirinya sempat ditawari bergabung oleh banyak partai.

Ahok menyampaikan terima kasih khusus kepada Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, yang dari dulu secara konsisten memperjuangkan hak setiap anak bangsa boleh menjadi apa pun.

Dia bisa bilang begitu, karena mengalaminya langsung.

Pengalaman hidupnya itu pula yang menjadi alasannya memilih masuk menjadi anggota PDIP, walau parpol lain juga mengajaknya.

"PDI Perjuangan di bawah Ibu Megawati sebagai ketua umum ini sudah membuktikan PDI Perjuangan adalah rumah besar kaum nasionalis."

"Dan juga memperjuangkan kepentingan anak bangsa tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar-golongan."

"Nah, saya sendiri bukan hanya ngomong tapi ngalamin kan," ujar Ahok, Jumat 12 Februari 2021.

Saat Pilgub DKI Jakarta 2012, ia banyak mendengar saat itu sebenarnya Joko Widodo (Jokowi) bukan hendak dipasangkan dengan dirinya sebagai calon wakil.

Baca juga: Ahok Jadi Korban Politik Anies Baswedan, Sempat Dicap Pengkhianat Padahal Anak Emasnya Bu Mega

Ahok mengaku saat itu dirinya justru dianggap akan menurunkan nilai elektabilitas seorang Jokowi.

"Karena saya keturunan Tionghoa, agama saya juga yang minoritas."

"Tapi Ibu Mega kan memutuskan tidak, Ibu Mega cari orang yang bisa kerja," tutur BTP.

Sama halnya ketika pada pilgub Jakarta berikutnya, BTP mengaku banyak yang berusaha memaksanya mundur dari pencalonan.

"Banyak sekali orang minta saya mundur, supaya saya tidak menganggu keharmonisan tanda kutip."

"Tapi Ibu Mega mengatakan saya memilih Ahok untuk maju, karena dia bisa kerja dan terbukti."

"Itu yang dilakukan oleh Ibu, dan bukti konkret Ibu Mega seorang negarawan."

"Dan PDI Perjuangan adalah tempat kita bisa bernaung untuk bisa berjuang bersama-sama, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," beber Ahok.

Karena itu, bagi Ahok, PDIP adalah sahabat yang lebih dari saudara dalam memperjuangkan ideologi Pancasila.

Dan ini, katanya, bukan soal jabatan politik, tapi murni memperjuangkan cita-cita Indonesia seperti disampaikan Bung Karno ketika memproklamasikan NKRI.

Baca juga: Beda, Ucapan Ahok ke Ketua BPK Saat Masih Hidup dan Ketika Wafat: Dulu Katanya Tak Jujur, Sekarang?

"(Bahwa) Kita harus mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

"Jabatan enggak penting."

"Buat apa jadi ketua kalau tidak bisa memperjuangkan, mewujudkan ini semua?"

"Itu yang saya pilih dan saya putuskan itu," tegas Ahok. (*)

Artikel ini telah tayang dengan judul: Ahok: Kalau Disuruh Pilih Mau Jadi Apa? Ya Pejabat, karena Bisa Menolong Orang

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved