Berita Lembata
Seorang Difabel di Lembata Meninggal Dunia Dalam Rumah yang Terbakar
Sebagai anak kandung korban, ia mewakili keluarga menerima kematian korban sebagai suatu musiba
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Kebakaran menghanguskan satu unit rumah di Lamahora, Kelurahan Lewoleba Timur, kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Rabu, 19 Januari 2022 sekitar pukul 07.30 Wita.
Akibat kebakaran tersebut, satu orang tewas terbakar di dalam rumahnya.
Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Johanis Blegur, SH dalam keterangannya mengatakan korban meninggal dunia atas nama Ursula Meme (89) dan menderita lumpuh.
Baca juga: 21 Sekolah di Lembata dan Flores Timur Ikut Lomba Olimpiade Sains
“Kebakaran rumah tersebut diduga adanya hubungan arus pendek listrik, dan korban meninggal karena lumpuh dan tidak bisa menghindar dari kebakaran," kata Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Johanis Blegur, SH.
Sementara itu, Yuliana Adriana Meme, cucu korban, juga menyampaikan, bahwa neneknya selama ini tinggal sendiri dan dalam keadaan sakit lumpuh.
Dijelaskan, rumah tempat kejadian merupakan rumah lama yang mana terdapat 2 kamar tidur dan dapur dan salah satu kamar ditempati oleh korban.
Baca juga: Toilet Jorok di Lokasi Wisata Pantai Wulen Luo Lembata
“Benar bangunan tempat kejadian yaitu semi permanen yang mana dinding dari bahan bambu atau keneka. Korban selama ini tinggal di Lewolein karena ada kejadian banjir bandang tahun lalu sehingga saya sebagai cucu menjemput korban dan tinggal bersama saya," ungkapnya.
Pihaknya juga belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut. Sebagai pihak keluarga dirinya menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
Sementara itu, anak kandung korban, Bruno Kewaman (55) membenarkan bahwa korban sejauh ini tinggal bersama Yuliana Adriana Meme yang adalah cucu korban.
Baca juga: Kegiatan Eksplor Budaya Lembata Digelar Tahun 2022
“Korban selama ini sakit dan lumpuh sudah sekitar 6 tahun jadi makan dan minum hanya di tempat saja," katanya.
Sebagai anak kandung korban, ia mewakili keluarga menerima kematian korban sebagai suatu musibah. (*)