Pembunuhan Ibu dan Anak
Theresia Kerasukan di TKP Penemuan Mayat Astri Lael, Sebut Korban Disiksa di Monumen Pancasila
Saat sedang berdoa, tiba-tiba seorang perempuan dewasa berbaju kuning yang sedang duduk pada sebatang kayu, kerasukan.
Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Aliansi Peduli Kemanusian, elemen masyarakat yang berjuang menuntut keadilan bagi Astri Manafe (30) dan Lael Maaccabbe (1), melaksanakan napak tilas spiritualitas.
Bersama beberapa anggota keluarga Astri Lael, mereka mendatangi lokasi penemuan mayat ibu dan anak tersebut di lokasi proyek SPAM Kali Dendeng Kelurahan Penkase Oeleta Kecamatan Alak Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa sore, 18 Januari 2022.
Rombongan berjumlah sekitar 50 orang tiba di tempat kejadian perkara (TKP) itu, sekitar pukul 17.00 Wita.
Koordinator Aliansi Peduli Kemanusiaan Christo Kolimo meminta anggotanya membagikan lilin kepasa semua yang hadir.
Baca juga: Randi Badjideh dan Istri Diperiksa Pakai Alat Deteksi Kebohongan
Setelah menyalakan lilin, mereka menyanyikan tiga lagu rohani. Kemudian Pendeta Emmy Sahertian memimpin doa.
Saat sedang berdoa, tiba-tiba seorang perempuan dewasa berbaju kuning yang sedang duduk pada sebatang kayu, kerasukan. Beberapa orang yang ada di sekitarnya langsung memegangnya.
Belakangan diketahui wanita yang kerasukan itu bernama Theresia Manafe, sepupu kandung Astri Manafe.
Dia berbicara mengenai kejadian yang dialami Astri Manafe. Menurutnya, Astri disekap dan disiksa di Monumen Pancasila Jalur 40 Tenau Bolok. Astri dipukul sampai kaki kanan patah.
Baca juga: Begini Cara Kerja Lie Detector, Alat Pendeteksi Kebohongan Randi Badjideh dan Istri
"Kenapa basong bunuh Lael di b pu depan, dia sonde salah apa2. Mama tolong beta mama..dong bunuh Lael mama," kata Theresia dalam dialek Kupang, menjelang siuman.
Theresia sempat berontak. Beberapa pria yang memegagnya nyaris tak berdaya.
Semua yang hadir merinding dan merasa ketakutan. Kejadian kerasukan itu berlangsung sekitar 15 menit.
Setelah Theresia sadar, rombongan Aliansi Peduli Kemanusian yang melaksanakn Napak Tilas Spiritualitas, meninggalkan lokasi tersebut.
Mereka bergeser ke lokasi pemakaman Astri Lael di Haukoto, Kelurahan Fatukoa.
Setelah menyalakan lilin membentuk huruf A dan L, kemudian memanjatkan doa dan bernyanyi lagu rohani.
Baca juga: Temui Kapolda Irjen Setyo, Pimpinan DPRD NTT Minta Usut Tuntas Kasus Astri Lael
Pendeta Emmy Sahertian berharap video mengenai peristiwa kerasukan di lokasi penemuan mayat Astri Lael yang sudah beredar, dihapus.
"Apa yang menjadi video yang sudah beredar di masyarakat, kami berharap sesuatu yang diluar kemampuan kemanusian kami. Kami harapkan semua video itu dihilangkan," imbuhnya.
"Persoalannya adalah ini bagian dari napak tilas spiritualitas kami, yang tidak boleh dipublikasi," kata Pendeta Emmy Sahertian.