Berita Nasional

Risma Dapat Sinyal Gantikan Anies Baswedan, Sekjen PDIP Ungkap Fakta Tentang Perubahan Surabaya

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri diprediksi bakal mempertaruhkan reputasi partainya dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2024 mendatang.

Editor: Frans Krowin
Foto/Ricko Wawo/
RISMA DI ADONARA - Tri Rismaharini saat berada di Desa Amakaka, memantau Posko Pengungsian Puskesmas Waipukang, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata Jumat 9 April 2021 lalu. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri diprediksi bakal mempertaruhkan reputasi partainya dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2024 mendatang.

Untuk itulah saat ini PDIP terus menyeleksi para kader yang dianggap layak untuk maju dalam Pilkada 2024 mendatang.

Sebagai partai dengan pemilik kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta, misalnya, terungkap kabar bahwa diam-diam PDIP sudah memetakan nama-nama figur yang berpotensi untuk diusung.

Dan, Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan secara terus terang hal tersebut.

Dia mengatakan, partainya memiliki banyak kader yang mumpuni dan sangat siap berkontestasi dalam pemilu mendatang.

"Kami punya banyak kader yang sudah teruji, karena setiap keberhasilan kepala daerah itu menjadi materi dalam sekolah calon kepala daerah PDIP."

"Jadi, keberhasilan kader PDIP itu dilakukan secara sistemik dan perubahannya terukur di dalam menyelesaikan masalah rakyat," kata Hasto.

Kepada wartawan, Minggu 9 Januari 2022, dia mengatakan, Untuk Pilgub DKI Jakarta, PDIP punya banyak calon penerus Anies Baswedan pada tahun 2024 mendatang.

Baca juga: Calon Gubernur DKI Jakarta Versi PDI-P, Risma Sudah Teruji, Gibran Jokowi Belum Terbukti

Calon penerus itu, di antaranya Tri Rismaharini yang kini menjabat Menteri Sosial, juga Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.

Berikutnya, kata Hasto, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dan Bupati Gianyar I Made Agus Mayastra.

"Ada juga Anas (Abdullah Azwar Anas) dari Banyuwangi (mantan Bupati Banyuwangi), Hendi (Hendrar Prihadi) dari Semarang (Wali Kota Semarang), kemudian pak Kanang (Budi Kanang Sulistyono) dari Kabupaten Ngawi (eks Bupati Ngawi)," kata Hasto.

Terkhusus Risma, dia menilai pengalaman mantan Wali Kota Surabaya itu jadi contoh untuk membangun seluruh daerah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.

"Ya, kalau kualifikasi kepemimpinan Bu Risma kan sudah teruji. Saya tidak melihat dari berapa banyak penghargaan yang diterima, tapi perubahan kultural di dalam mengubah Kota Surabaya," kata Hasto.

"Bu Risma dalam kepemimpinan selama 2 periode di Kota Surabaya mampu menunjukkan perubahan yang signifikan. Perubahan secara kultur sehingga masyarakat Surabaya kita lihat sekarang merawat lingkungan dengan baik," ujar Hasto.

Selain itu, kepemimpinan Risma dinilainya berhasil dalam mengubah tata Kota Surabaya menjadi indah.

"Itu hal yang bagus karena dengan merawat kota menjadi bersih dan sehat, bukankah ini tanggung jawab kita sebagai warga bangsa. Apa yang sudah dilakukan Bu Risma menjadi bagian kurikulum dalam sekolah partai agar merawat lingkungan, menanam pohon, membangun taman kota, membersihkan sungai, merupakan bagian politik sehari-hari yang harus dijalankan oleh setiap anggota partai," ungkap dia.

Baca juga: Ahok Ingin Jadi Guru di PDIP, Sekjen PDIP Ungkap Fakta Ini: Jakarta Butuh Pemimpin Seperti BTP

Lalu bagaimana dengan peluang Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta?

Untuk saat ini Hasto mengatakan Gibran masih akan terus memimpin Solo dan perlu menunjukkan kinerja kepemimpinannya terlebih dahulu.

"Kalau Mas Gibran kan satu periode belum sehingga Mas Gibran harus menunjukkan kualitas kepemimpinannya dalam mengubah Kota Surakarta," ujarnya.

Hasto menyebut Gibran sebagai Wali Kota Solo juga harus membuktikan kepemimpinan yang ideologis dan mengedepankan kultur Nusantara agar dia masuk pertimbangan partai sebagai cagub DKI.

Putra Presiden Jokowi itu juga dinilai harus mampu membawa perubahan secara sistemik di Kota Solo.

Hasto menyebut belum mengadakan pertemuan dengan kandidat yang akan maju di kontestasi Pilgub DKI 2024.

Namun PDIP telah memberi mandat kepada mantan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat untuk merumuskan skala prioritas dan menakar persoalan di Ibu Kota.

"Belum, belum ada, tetapi karena kita juga Pak Djarot misalnya, itu punya pengalaman sebagai gubernur Jakarta, tentu saja Pak Djarot juga ditugaskan untuk ikut merumuskan skala prioritas buat Jakarta itu seperti apa, ini yang ingin dilakukan oleh PDI Perjuangan," kata Hasto.

Baca juga: Gibran, Risma dan Azwar Anas Berpeluang Diusung Jadi Gubernur DKI Jakarta, Benarkah? Simak Ini

"Kemudian Pak Djarot kan punya pengalaman-pengalaman di dalam me-manage Jakarta, sehingga tahu akar persoalan di Jakarta itu seperti apa," imbuhnya.

Hasto mengatakan Djarot juga diberi tugas merancang apa saja yang bisa dilakukan agar warga Jakarta bisa bahagia.

Jangan sampai, kata Hasto, ikon mengenai Jakarta hanya fokus pada gedung-gedung mewah pencakar langit.

"Maka Pak Djarot juga ditugaskan untuk merancang bagaimana Jakarta ke depan agar kehidupan di Jakarta itu betul-betul menjadi bagian dari kebanggaan kita, bukan karena gedung-gedung megahnya, tetapi ada hal yang lebih hakiki dari itu, tentang kebahagiaan warganya, tentang lingkungannya yang indah dan asri, tentang kebudayaan itulah yang akan ditonjolkan oleh PDI Perjuangan," tuturnya.

Hasto menekankan bahwa Pilkada 2024 akan diserahkan pada rakyat sebagai pemilih.

Sebagai salah satu partai politik, PDI-P hanya mampu memberikan sejumlah tawaran tokoh-tokoh kader partainya yang layak menjadi calon pemimpin di Ibu Kota negara tersebut.

Baca juga: Beredar Video Mensos Risma Marah Sebut Kata Tembak Sosok Ini Minta Jokowi Tegur Risma: Tolonglah

"Pilkada merupakan momentum di mana rakyat memberikan kepercayaan kepada calon pemimpin. PDI-P punya calon-calon pemimpin yang cukup banyak untuk bisa dicalonkan di DKI Jakarta," kata dia.

PDI-P sendiri saat ini terus melakukan konsolidasi internal di tingkat daerah hingga pusat.

Menurutnya, seperti halnya nama capres dan cawapres, nama-nama calon yang akan diusung dalam Pilkada 2024 juga akan diputuskan langsung oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Kami terus membangun organisasi. Memperkuat agar mesin politik partai dari pusat sampai RT, dapat bekerja maksimal, sehingga Ibu Megawati akan memutuskan siapa calon presiden dan wakil presiden, kami siap," sebutnya.

"Bu Mega yang secara konstitusional itu memiliki kewenangan untuk menetapkan," imbuh dia.

Untuk Pilpres sendiri, salah satu kader PDIP yang digadang-gadang maju dalam Pilpres yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Terlebih Ganjar memiliki elektabilitas tinggi dalam berbagai survei terakhir.

Hasto pun mengapresiasi kepercayaan rakyat kepada Ganjar.

Baca juga: Survei Terbaru Indikator Politik: Anies Baswedan Cawapres Terfavorit, Bagaimana Prabowo dan Ganjar?

Namun, ia mengingatkan bahwa menjadi presiden tidak cukup hanya berdasarkan survei.

Perlu kemampuan teknokratis dan semangat kepemimpinan tinggi bagi seorang capres. "Diperlukan pemahaman terhadap kebudayaan, sehingga bukan elektoral semata," ujar Hasto. (*)

Berita Terkait Cek Di Sini 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved