Berita Sumba Timur
Hama Belalang Serang 3 Kecamatan di Sumba Timur
Saat ini hama belalang kembali menyerang beberapa wilayah di Kabupaten Sumba Timur Provinsi NTT
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU -- Saat ini hama belalang kembali menyerang beberapa wilayah di Kabupaten Sumba Timur.
Umbu Hina, warga Desa Tanggedu Kecamatan Kanatang mengaku hama belalang kini merusak tanaman di wilayah mereka. Serangan hama belalang yang berjumlah ribuan itu telah berlangsung sejak dua pekan silam.
"Di kampung kami hama belalang susah sejak lebih dari dua minggu lalu," ujar Umbu Hina kepada POS-KUPANG.COM, Senin 3 Januari 2022.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Oktavianus Mb. Muku yang dikonfirmasi membenarkan adanya serangan hama belalang di wilayah Sumba Timur. Ia bahkan menyebut serangan hama belalang itu meledak di tiga wilayah kecamatan.
"Betul sekarang sedang terjadi ledakan hama belalang di Sumba Timur bahkan kita dengar satu daratan Sumba. itu sudah berlangsung lama dan kita terus melakukan pengendalian sampai saat ini," ujar Oktavianus.
Menurutnya, saat ini konsentrasi ledakan hama belalang terjadi di tiga kecamatan di wilayah utara yakni Kecamatan Kanatang, Kecamatan Haharu dan Kecamatan Nggaha Ori Angu. Karena itu pihaknya terus melakukan upaya pengendalian hama belalang di tiga wilayah itu.
"Sampai saat ini kita melakukan pengendalian, saat ini fokus di wilayah kecamatan Haharu, Kanatang dan Ngoa. Tiga kecamatan ini yang sekarang ditangani brigade," ujar Oktavianus.
Ia menjelaskan, pihak Dinas Pertanian dan Pangan telah membentuk regu pengendali hama dari tingkat Kabupaten hingga Desa. Di tingkat desa dibentuk Regu Pengendali Hama (RPH) yang terdiri dari 10 petugas sebagai tim teknis. Selain itu, juga dibentuk brigade kecamatan dan petugas pengamat organisme pengganggu tumbuhan (PUPT) di level kecamatan serta brigade kabupaten.
Regu Pengendali Hama (RPH), jelas Oktavianus, bertugas memantau dan memberi informasi terkait serangan hama belalang serta bersama brigade kecamatan dan kabupaten melakukan pengendalian.
"Kami di sini membentuk regu pengendali hama di setiap desa, brigade kecamatan dan kabupaten juga melakukan back up," tambah dia.
Oktavianus menyebut, ledakan hama belakang terjadi karena keseimbangan ekologis terganggu akibat proses pembakaran lahan dan perburuan burung. "Musuh alami belalang sirna, maka belalang menjadi superioritas dan pemain tunggal sehingga sangat mudah berkembang biak," tambah dia.
Ia mengaku, hama belalang itu telah berlangsung bersambung sejak tahun 2019 silam. Namun saat ini serangan hama belalang di 19 kecamatan lainnya agak mereda.
Sekda Sumba Timur Domu Warandoy mengatakan pemerintah berupaya untuk menangani hama belalang agar tidak menyebar. Pemerintah kabupaten juga telah menambah dua kendaraan operasional kepada Dinas Pertanian dan pangan sejak Juni 2021 untuk upaya pengendalian hama.
Ia berharap pengendalian hama menjadi kesadaran bersama seluruh masyarakat sehingga tidak hanya menggantungkan pada Dinas terkait.
"Penanganan hama ini harus menjadi kerja bersama masyarakat, tidak hanya menunggu dinas," kata dia. (*)