Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 22 Desember 2021: Kidung Maria

Kidung Maria yang dikenal pula dengan nama lain yakni “Magnificat” merupakan pujian Maria kepada Allah dan bagaimana Maria memuliakan Tuhan.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Rabu 22 Desember 2021: Kidung Maria (Lukas 1:57-66)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Kidung Maria yang dikenal pula dengan nama lain yakni “Magnificat” merupakan pujian Maria kepada Allah dan bagaimana Maria memuliakan Tuhan.

Kidung Maria yang sangat terkenal ini paling sering dibacakan atau dinyanyikan dalam Ibadat Harian. Magnificat ini terus berkumandang dan didaraskan di dalam tembok-tembok biara pada saat Ibadat Sore.

Kidung Maria ialah sebuah kidung yang dinyanyikan oleh Maria pada waktu mengunjungi Elisabet, saudaranya.

Dapat dibayangkan sejenak kiranya yang ada dalam hati dan pikiran Maria setelah mendapat kabar dari malaikat bahwa ia mengandung dari Roh Kudus.

Maria melewati hari-hari tak nyaman memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya, khususnya kepada Yusuf, tunangannya.

Tapi Roh Kudus yang ada dalam hati dan mengubah diri menjadi suara hati Maria, membuat Maria berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu".

Roh Kudus yang sama itu juga yang membuat Maria mengidungkan pujian kepada Tuhan.

Dalam magnificat-nya, Maria mengagungkan Tuhan yang turun untuk menyelamatkan; membuat hidup ini berarti; membuat penderitaan bermakna.

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku" (Luk 1:46-47).

Ia mengemukakan alasannya. Sebab Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil. Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya sehingga mereka menjadi besar di mata orang, orang akan menyebutnya berbahagia (Luk 1:48).

Ia mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil. Ia mengagungkan Tuhan yang mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah (Luk 1:51-52).

Tindakan Tuhan ini bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil dan sederhana itu biasanya ingat Tuhan dan itu telah membuat-Nya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu.

Apa yang diungkapkan itu tidak perlu ditafsirkan sebagai pesan pembalikan nasib orang miskin menjadi kaya dan orang kaya menjadi melarat.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved