Breaking News

Berita Nasional

Mobil Jatuh ke Jurang, 4 Korban Masih Hilang, Hari Keempat Hanya Temukan Tas Diduga Milik Korban

Sementara upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan dan masyarakat pada Rabu (15/12/2021) atau hari ke-4 tidak membuahkan hasil.

Editor: Gordy Donofan
Serambinews.Com
Keluarga mobil Toyota Innova BL 1537 EF yang terjun ke jurang dan masuk sungai Lae Kombih di Dusun Buluh Didi, Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTUJ) Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara menanti pencarian korban, Rabu (15/12/2021) 

Perjalanan dari lokasi mayat ditemukan ke darat membutuhkan waktu hampir satu jam. Jenazah dievakuasi dengan perahu karet dibantu komunitas arung jeram.

Setiba di tempat pemandian Desa Sikelang, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, jenazah langsung diangkut ke mobil ambulans milik PSC Subulussalam.

Tim kemudian membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam untuk pemeriksaan medis dan proses identifikasi.

Anggota keluarga korban dipersilakan untuk mengecek guna mencocokan ciri-ciri yang melekat pada jenazah.

Informasi lain bahwa di pergelangan tangan korban masih ada jam. Kepala pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam, Adita Karya, membenarkan adanya temuan mayat.

Mayat tersebut, menurut Adita, berjenis kelamin pria. Proses evakuasi cukup lama karena medannya cukup terjal.

Mayat kedua yang ditemukan kemarin dikenali bernama Fitri Elfirati (26), warga Dsun Lueng Kubu Batang, Desa Padang Panyang, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya.

Jenazah korban ditemukan warga pukul 12.00 WIB. Identitas korban diketahui dari ciri-ciri fisik yakni pakaian yang masih melekat di badang serta jam tangan dan cincin.

Namun, proses evakuasi membutuhkan waktu sangat lama karena terkendala arus sungai. Sebab, jenazah Fitri ditemukan berputar putar di wilayah air terjun Kedabuhen.

Petugas berupaya mengait jenazah dari tengah sungai namun selalu gagal. Bahkan, berdasarkan informasi jenazah seperti ditarik-tarik kembali.

“Terjadi tarik-menarik jenazah dari tengah sungai, kalau orang yang memahami wilayah ini tau arti tarik menarik,” ujar warga.

Diinformasikan, ada semacam keyakinan di mana jenazah yang mengapung di kawasan Kedabuhen sulit dijangkau karena ‘penghuni’ wilayah tersebut enggan menyerahkannya.

Hal ini pula yang terjadi siang kemarin hingga menyebabkan proses evakuasi korban memakan waktu berjam-jam lamanya.

Bahkan, petugas yang menjemput jenazah sejak pukul 14.00 WIB, baru kembali ke pemandian Sikelang, sekitar pukul 19.30 WIB.

Jenazah baru berhasil dievakuasi ke daratan selepas shalat Maghrib atau sekitar tujuh jam setelah ditemukan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved