Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 10 Desember 2021: Kehendak Allah
tidak berarti kita mengasingkan diri dan menjadi seorang pertapa di tengah padang atau di gua ular berbisa.
Kita juga belajar bagaimana Yesus menjalani hidup yang biasa tapi menakjubkan selama di tanah Palestina. makan danminum.
Dia bergaul dengan semua orang, bahkan bergaul dekat dana krab dengan kaum yang dicap pendosa oleh elite agama Yahudi yang hipokrit.
Hidup yang sederhana dan menyatu dengan semua orang adalah jalan bagi Yesus untuk menancapkan benih Sabda Allah dalam hati orang-orang Yahudi yang telah lama dihipnotis dengan kemunafikan dan keserakahan elite agama Yahudi : kaumFarisidanahli-ahliTaurat.
Saya sangat tertarik dengan potongan wawancaraan para Jurnalis ABC News dengan Nelson Mandela saat melawat ke Amerika Serika tpada Juni 1990.
Mandela menceritakan dengan suara serak bagaimana ia menaklukkan diri, egoisme, hasrat infantil dan ambisi balas dendam atas perlakuaan terhadapnya selama 27 tahun “diasingkan” secara tragis dalam penjara Afrika Selatan.
Ia berjuang melawan “apartheid” dan menyatukan seluruhAfrika Selatan.
Nelson Mandela menaklukkandiri sendiri demi penghormatan pada kemanusiaan dan membuka gerbang masa depan Afrika Selatan lebihbaik di masadepan.
Sebuah teladan Kristiani yang terinspirasi dari hidup Kristus.
Mari kita hidup dengan tolak ukur kehendak Allah. Bukan kehendak, pikiran dan selera rendahan kita.
Kesombongan dan keangkuhan hanya akan menuai badai dan kehancuran.
Tuhan mesti menjad ipenunjuk jalan seluruh hidup dan karya.
Sabda-Nya menjadi petuah hidup kita. Tindakan kita diinspirasi oleh Sabda-Nya. Kiblat akhir dari kehendak Allah adalah damai sejahtera dan kebahagiaan.
Kita berdoa agar Tuhan melembutkan hati yang keras, membatu dan beku agar menjadi rendah hati dan terbuka melihat berbagai kebaikan yang Tuhan titip melalui banyak orang dan bersyukur atas rahmat Allah yang istimewa ini.
Kebaikan yang yangTuhan titip melalui sesama adalah karunia Allah yang melimpah dalam ziarah hidup manusia.
Hati yang selalu tertutup melihat kebaikan dan kebijaksanaan dalam diri sesama akan manuai kehancuran karena SabdaTuhan ebagai peringatan bagi hidup kita tidak akan menemukan ruang untuk mengalirmemasuki relung hati.(*)