Berita Kupang

Save The Children Gelar Pertemuan Penutupan Program School For Change di Kabupaten Kupang

Yayasan Save The Children Indonesia menggelar pertemuan atau rapat penutupan program school  for change

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
PK/oby lewanmeru
Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe saat membuka acara Exit Meeting School For Change yang digelar oleh Save The Children di Hotel Kristal, Kamis 9 Desember 2021 

"Hari ini hari program School For Change tapi bukan berakhir. Kita masih ada program di bidang kesehatan," katanya.

Dikatakan,  upaya dari Save The Children tetap dilakukan agar membuat anak-anak suka membaca dan merasa aman di sekolah.

"Kita perlu hidupkan budaya membaca pada anak dan juga selalu memberikan aman kepada anak selama di sekolah," ujarnya.

Dikatakan, salah satu program yang sudah dilakukan adalah pembentukan forum anak di tingkat sekolah sebagai wadah bagi anak untuk berpartisipasi menyampaikan ide dan pendapat.

"Tahun 2016-2021 kita mengimplementasikan program, tema besar pendidikan dan program perlindungan anak serta meningkatkan rasa aman  kepada anak-anak," ujarnya.

Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe mengatakan, dirinya akan mengundang tujuh camat dari tujuh kecamatan untuk mempresentasikan program yang sudah dilakukan oleh Save The Children.

"Saya akan undang tujuh camat untuk presentasikan program yang sudah diintervensi oleh baik oleh Save The Children, CIS Timor, Bengkel APPeK sejak 2018. Program ini dilakukan di 56 SD yang tersebar di 45 desa dan tujuh kecamatan," kata Jerry.

Jerry juga mengatakan, dirinya akan cek apakah ada perubahan tidak yang terjadi di sekolah sasaran program.

Saat itu Jerry menyampaikan terima kasih kepada Save The Children dan beberapa LSM yang sudah mendukung Pemerintah Kabupaten Kupang dalam membangun pendidikan, juga soal sekolah ramah anak.

Tim Peneliti dari Undana yang diketuai oleh Dr. Marsel Robot,M.Si saat itu mengatakan, sesuai hasil penelitian di 56 sekolah bahwa hanya 7 persen saja siswa yang merasa aman di sekolah atau 93 persen anak sekolah yang merasa tidak aman.

"Kami ambil sampel di kelas 2 karena siswa kelas itu adalah paling moderat. Ada 10 sekolah mitra dan 10 sekolah non target juga jadi sampel," kata Marsel.

Acara diakhiri dengan penyerahan modul dari Manager Program School For Change, Benny Giri kepada para camat dari tujuh kecamatan dan tiga OPD terkait.*)

Berita Kupang Lainnya :

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved