Berita Kupang
Save The Children Gelar Pertemuan Penutupan Program School For Change di Kabupaten Kupang
Yayasan Save The Children Indonesia menggelar pertemuan atau rapat penutupan program school for change
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
Save The Children Gelar Pertemuan Penutupan Program School For Change di Kabupaten Kupang
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/KUPANG -- Yayasan Save The Children Indonesia menggelar pertemuan atau rapat penutupan program school for change di Kabupaten Kupang, Provinsi NTT. Program ini sudah dilakukan sejak tahun 2018.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Kristal Kupang, Jalan Timor Raya Nomor 59, Kamis 9 Desember 2021.
Hadir pada acara ini, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, Dekan FKIP Undana, Drs. Melki Taneo, M.Si, Dr. Marsel Robot dan tim peneliti , Kepala Bidang Ekonomi dan SDA , Bappeda Kabupaten Kupang, Dra. Leorini J. Muskananfola, M.Si, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Dra. Beadrys, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak, Thom Polin,S.Ip.
Pimpinan Yayasan Save The Children Kupang, Silverius Tasman Muda, para camat dari tujuh kecamatan di Kabupaten Kupang
Tujuh kecamatan itu yakni, Kecamatan Kupang Barat, Amarasi, Nekamese, Fatuleu, Amabi Oefeto, Kupang Tengah dan Kecamatan Kupang Timur.
Pantauan POS-KUPANG.COM, dalam momentum pertemuan penutupan program ini, Save The Children juga menampilkan beberapa karya pada galeri di setiap sudut ruangan.
Ada stan modul, yang berisi buku-buku seperti Sobat Anak, Mengenal Model Pengasuhan Positif, Hentikan Kekerasan pada Anak, Modul Pelatihan Guru dan lainnya.
Sementara itu, ada Kelas Kaya Aksara dan Pos Baca. Pada galeri itu, ada juga lima kunci menuju pengasuhan positif dalam keluarga.
Koordinator Save The Children Kupang, Silverius Tasman Muda mengatakan, program School For Change ini sasarannya pada 45 desa dan ada 56 sekolah.
"Program ini sasarannya di Kabupaten Kupang yakni di tujuh kecamatan dan 45 desa. Dari 45 desa itu, kami dampingi 56 SD," kata Silverius.
Dikatakan, selain kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kupang, pihaknya juga bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Undana.
"Kegiatan kerjasama dengan Undana dalam bidang penelitian.
Undana melakukan penelitian di sekolah," kata Silverius.
Dikatakan, program school for change di Kabupaten Kupang akan berakhir, namun masih ada beberapa program Save The Children yang masih tetap dilakukan di Kabupaten Kupang.
"Hari ini hari program School For Change tapi bukan berakhir. Kita masih ada program di bidang kesehatan," katanya.
Dikatakan, upaya dari Save The Children tetap dilakukan agar membuat anak-anak suka membaca dan merasa aman di sekolah.
"Kita perlu hidupkan budaya membaca pada anak dan juga selalu memberikan aman kepada anak selama di sekolah," ujarnya.
Dikatakan, salah satu program yang sudah dilakukan adalah pembentukan forum anak di tingkat sekolah sebagai wadah bagi anak untuk berpartisipasi menyampaikan ide dan pendapat.
"Tahun 2016-2021 kita mengimplementasikan program, tema besar pendidikan dan program perlindungan anak serta meningkatkan rasa aman kepada anak-anak," ujarnya.
Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe mengatakan, dirinya akan mengundang tujuh camat dari tujuh kecamatan untuk mempresentasikan program yang sudah dilakukan oleh Save The Children.
"Saya akan undang tujuh camat untuk presentasikan program yang sudah diintervensi oleh baik oleh Save The Children, CIS Timor, Bengkel APPeK sejak 2018. Program ini dilakukan di 56 SD yang tersebar di 45 desa dan tujuh kecamatan," kata Jerry.
Jerry juga mengatakan, dirinya akan cek apakah ada perubahan tidak yang terjadi di sekolah sasaran program.
Saat itu Jerry menyampaikan terima kasih kepada Save The Children dan beberapa LSM yang sudah mendukung Pemerintah Kabupaten Kupang dalam membangun pendidikan, juga soal sekolah ramah anak.
Tim Peneliti dari Undana yang diketuai oleh Dr. Marsel Robot,M.Si saat itu mengatakan, sesuai hasil penelitian di 56 sekolah bahwa hanya 7 persen saja siswa yang merasa aman di sekolah atau 93 persen anak sekolah yang merasa tidak aman.
"Kami ambil sampel di kelas 2 karena siswa kelas itu adalah paling moderat. Ada 10 sekolah mitra dan 10 sekolah non target juga jadi sampel," kata Marsel.
Acara diakhiri dengan penyerahan modul dari Manager Program School For Change, Benny Giri kepada para camat dari tujuh kecamatan dan tiga OPD terkait.*)