Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 8 Desember 2021, HR SP Maria Dikandung Tanpa Noda: Rahim

Rahim adalah organ tubuh yang hanya dimiliki oleh seorang ibu (wanita). Itulah satu hal yang paling asasi, dan membedakannya dengan seorang ayah.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

"Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaknya engkau menamai Dia Yesus ... Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi ..." (Luk 1:31-32).

Jadi, bukan hanya rahim yang mengandung Maria, tapi rahim Maria sendiri memang diperuntukkan untuk mengandung seorang Anak Manusia yang suci. Di dalam rahimnya terkandung seorang Anak Manusia yang disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.

Dengan begitu, betapa mendasar ajakan Gereja untuk merayakan pesta SP Maria dikandung tanpa noda.

Kita ini adalah anak-anak Allah dalam Kristus yang terkandung dan dilahirkan dari rahim Maria.

Maka kita pun terkandung di dalam rahim Maria. Kita dilahirkan sebagai anak-anak Allah dari rahim sang Bunda. Kita tumbuh dan berkembang dalam naungan kasih sang Bunda.

Tak heran dari atas salib, Yesus tak segan berkata kepada kita melalui Yohanes, murid kesayangan-Nya, sambil menunjuk kepada Maria, "Itu ibumu!".

Kita bermenung tentang rahim lebih lanjut. Orang Yahudi zaman dulu tidak (hanya) melihat rahim sebagai tempat manusia terkandung, melainkan fungsi mulia setiap rahim: menampung dan melindungi kehidupan baru.

Kalau kita berbicara tentang kehidupan, apalagi mengenai kehidupan baru, kehidupan kekal, kita tentu sadar bahwa biarpun hidup berasal langsung dari Allah dan secara alami memiliki kekuatan yang menakjubkan, tapi ia selalu terancam dan sungguh rapuh sehingga harus dijaga.

Ajaibnya, yang rapuh itu justru dipercayakan Allah kepada manusia, dan secara khusus kepada semua orang dengan satu dan lain cara.

Sebut saja: orang tua yang membesarkan kehidupan anak-anak; dokter, bidan, perawat yang merawat kehidupan pasien; guru yang mendidik kehidupan peserta didik; pastor yang menggembalakan kehidupan umat; dan lain-lainya.

Maka, mudah disimpulkan bahwa menjaga, memperjuangkan, merawat kehidupan dan keselamatannya adalah suatu usaha yang tak mungkin diwujudkan tanpa rahim yang bersih dan baik.

Allah disapa sebagai Bapa Yang Maharahim. Mengapa Allah yang adalah Bapa dihubungkan dengan rahim yang hanya dimiliki para ibu?

Sejak awal sejarah bangsa Israel, Allah memperkenalkan diri sebagai "hesed", yaitu kasih yang tak berkesudahan, kasih yang tak terbatas.

Pada kesempatan lain, Allah memperkenalkan diri sebagai ibu yang tidak pernah mampu memandang buah rahimnya sebagai anak jahat.

Maka, Kitab Suci menggambarkan Allah sebagai Maharahim, sebagai pribadi yang sangat mudah tergerak hati kepada buah hati-Nya saat menghadapi kemalangan. (bdk. Yer 49:15-16).

Olehnya, sebagai anak-anak Allah yang terkandung dan dilahirkan dari rahim Maria, kita jaga agar diri kita tetap bersih dan berusaha untuk senantiasa tergerak hati kepada siapa pun yang Tuhan percayakan kepada kita.

Kita terpanggil untuk menjaga, merawat, membimbing, dan melindungi agar kehidupan mereka menjadi baik. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved