Berita Nasional

Anggota Komisi III DPR RI Desak Polisi Ungkap Tuntas Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang 

keluarga akan melakukan upaya hukum untuk memperjuangkan keadilan bagi anak dan cucu mereka yang telah tiada

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Anggota Komisi III DPR RI Desak Polisi Ungkap Tuntas Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang 
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Anggota Komisi III DPR RI Bidang Hukum dan HAM, Sari Yuliati

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong 

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU -- Anggota Komisi III DPR RI Bidang Hukum dan HAM, Sari Yuliati mendesak Polda NTT segera mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di Kupang secara terang benderang. 

Menurutnya kasus pembunuhan Astri (30) dan Lael (1) tidak boleh berhenti walaupun Randy Badjideh telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ia mendorong kepolisian mendalami motif terduga pelaku, Randy yang menyerahkan diri pada Kamis, 2 Desember 2021 lalu. 

“Polda NTT agar mengungkap kasus ini dengan  seterang-terangnya dan menuntaskan dengan seadil-adilnya. Perlu pula didalami kemungkinan adanya pelaku lain serta motif yang mendasari,” jelas politisi Golkar tersebut. 

Sebagai anggota DPR RI bidang hukum, Sari merasa terpanggil untuk mengikuti kasus ini.

Ia menyatakan, sebagai wakil rakyat dan perempuan merasa sangat sedih terjadinya kasus yang menimpa seorang ibu beserta anaknya.

Baca juga: Kapolda NTT : Masyarakat Jangan Terpancing dengan Info Menyesatkan dalam Kasus Pembunuhan Ibu & Anak

“Saya mengucapkan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga keluarga diberi kekuatan. Kita sangat mengutuk keras perbuatan pelaku dan berharap pelaku dihukum sesuai perbuatannya,” tambah Sari.

Sebelumnya, keluarga korban melalui kuasa hukumnya, Adhitya Nasution, meminta Polda NTT menerapkan pasal 340 pembunuhan berencana terhadap pelaku. 

"Keluarga korban sangat kecewa dengan penerapan pasal 338 oleh penyidik Polda NTT. Karena perlu diingat menjadi korban adalah ibu dan anak. Ini kejahatan direncanakan dengan baik dr penjemputan, eksekusi lalu disembunyikan. Ini semua sudah direncanakan," ujar Adhitya kepada wartawan, Minggu 5 Desember 2021. 

Ia meminta penyidik Polda NTT lebih seksama dan transparan melihat kejadian ini termasuk melihat tingkat kesadisan pelaku yang menghilangkan dua nyawa

"Membunuh ibu dan anak apakah hanya diganjar dengan 15 tahun penjara? Padahal kejahatan ini sudah terstruktur, berencana dan tidak ada rasa bersalah dari keluarga pelaku maupun pelaku sendiri yang tidak meminta maaf ke keluarga korban. Padahal, keluarga korban dan pelaku sudah saling kenal," katanya. 

Baca juga: Nitizen NTT Minta Bantuan ke Hotman Paris Hingga Nikita Mirzani Soal Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak

Menurut dia, keluarga korban sudah memberikan bukti-bukti dan keterangan ke penyidik, tapi apabila penyidik hanya menerapkan pasal 338 maka, hal ini tidak menimbulkan rasa keadilan bagi keluarga korban. 

"Seluruh bukti yang disajikan pihak keluarga sudah mengarah sangat jelas ke pasal 340. Apabila penyidik Polda NTT tetap menerapkan pasal 338, maka keluarga akan melakukan upaya hukum untuk memperjuangkan keadilan bagi anak dan cucu mereka yang telah tiada," tandasnya. 

Pada Kamis 2 Desember 2021, RB menyerahkan diri ke Polda NTT.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved