Berita NTT

Begini Penjelasan Gubernur NTT Soal Cekcok dengan Tua Adat di Pulau Sumba

Begini Penjelasan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat Soal Cekcok dengan Tua Adat di Pulau Sumba

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan penjelasan terhadap video viral yang mempertontonkan, gubernur Viktor sedang cekcok dengan seorang tua adat di Pulau Sumba. Cekcok yang berujung aksi bangun jalan tua ada itu menuai cemoohan dan kritikan dari publik NTT.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menjelaskan, dirinya tidak tertarik dengan video viral itu. Dia menyebut, persoalan pokoknya adalah investasi di NTT tidak berjalan. Ini juga berdampak pada kesejahteraan yang diimpikan tidak berjalan pula jika hanya mengandalkan APBD semata.

"Karena itu memang seluruh aset-aset yang ada harus mampu dimanfaatkan agar menjadi gerakan ekonomi yang baik. Itu mimpi kita bersama," katanya, Kamis 2 Desember 2021.

Dia menerangkan, tidak ada daerah yang berhasil jika hanya mengandalkan investasi yang rendah, apalagi situasi covid-19 dan minta investor ke NTT juga masih rendah.

Untuk itu, harus ada sentuhan agar mempermudah perizinan, kepastian tanah, dan konflik sosial tidak boleh ada karena itu menjadi hambatan terhadap investasi.

Dia menjelaskan, cekcok yang terjadi saat itu adalah ketika dirinya menerangkan penuturan dari Umbu Mehang Kunda sewaktu menjadi anggota DPR RI di Komisi III sebagai ketua komisi.

"Dia menjelaskan ke saya, bahwa daerah ini daerah yang bagus, peternakan yang bagus tapi tidak ada yang mau kerja, tidak ada yang mau bantu. Minta saya untuk bantu, sekarang saya menjadi gubernur, saya terima," kata dia.

"Dan ketika saya menyatakan itu, beberapa anak muda menyatakan Mehang tidak punya urusan di sini, itulah saya marah dia. Karena dia menghina senior seorang Umbu yang saya kenal dan semasa hidupnya itu diabadikan untuk Pulau Sumba. Itu cintanya Mehang kepada Pulau Sumba dan dia minta saya untuk terima," paparnya.

Tentunya, dalam mengerjakan peternakan sapi harus dikerjakan dengan desain seperti yang dikerjakan diluar negeri. Dengan desain yang begitu bagus, menurut Viktor, hal itu akan sama dengan di negara lain seperti New Zeleand. Dengan begitu juga, NTT akan memiliki peradaban yang sama dengan negara lain.

Kerjasama dengan kementerian dan PTPEN, lanjut Viktor, akan menjadikan pusat briding peternakan berada di NTT. Masyarakat setempat, tidak perlu lagi melakukan briding namun pemerintah akan membantu pada sektor pakan. Masyarakat dan pemerintah akan melakukan briding bersama dan menjadi kekuatan peternakan terbesar.

Dia menegaskan, nada tinggi yang ia sampaikan saat itu bukan merupakan hal kasar dan tidak menyukai orang-orang di Pulau tersebut. Dirinya ingin proses pembangunan tetap dilaksanakan.

"Kalau mereka bilang tanah itu ulayat, dari dulu Mehang ada pun tidak ada yang ribut bahkan kita keluar masuk disitu tidak ada yang ribut," ujar dia.

Lebih jauh Gubernur Viktor menjelaskan, tempat yang telah dibangun itu juga ada sisa ternak. Atas instruksinya, ternak itu kemudian dibagikan kepada masyarakat di sekitar agar dipelihara. Diterangkannya, ini juga agar diketahui orang lain bahwa NTT maju dalam peternakan sapi. (*)

Baca Berita NTT Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved