Berita Lembata

BWS NT II Serah Terima Pekerjaan Padat Karya di Flotim dan Lembata

Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II ( BWS NT II) melakukan Serah Terima Pekerjaan Padat Karya

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II melakukan Serah Terima Pekerjaan Padat Karya Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi terhadap 6 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang ada di Flores Timur dan Lembata. Acara serah terima digelar terpusat di Kantor Sekretariat P3A Aubala, Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Selasa, 30 November 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II ( BWS NT II) melakukan Serah Terima Pekerjaan Padat Karya Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi terhadap 6 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang ada di Flores Timur dan Lembata. Acara serah terima digelar terpusat di Kantor Sekretariat P3A Aubala, Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Selasa, 30 November 2021.

Para petani merasa senang dengan program peningkatan irigasi tersebut karena secara langsung bisa meningkatkan produktifitas pertanian. Sebagaimana yang diutarakan Lurah Lewoleba Barat Mikael Ladjar.

Mikael memaparkan, areal persawahan Waikomo luasnya mencapai 40 hektar yang dibagi menjadi 5 blok tersier. Produksi padi tahun ini 6,5 ton per hektar. Oleh sebab itu, peningkatan jaringan irigasi ini tentu saja bisa mendorong produktivitas pertanian Waikomo.

"Program ini membantu petani dalam hal peningkatan jaringan irigasi dan meminimalisasi dampak pandemi corona untuk petani," ungkap Ketua P3A Aubala Waikomo Apolonaris L. Ingan.

Dalam sambutannya, Djoniur Doga, PPK kegiatan OP SDS II BWSNT ll mengusulkan supaya para petani membentuk satu kelompok P3A lagi supaya bisa menangkap program pemerintah ini. Menurut dia, dalam setahun satu P3A hanya bisa mendapat satu kali bantuan peningkatan, rehabilitasi atau pembangunan jaringan irigasi. Untuk itu, supaya program yang sama bisa dibuat di areal sawah Waikomo maka perlu ada satu kelompok P3A lagi selain kelompok yang sudah ada. Hal ini sudah dia usulkan kepada Lurah Lewoleba Barat Mikael Ladjar dalam pertemuan sebelumnya mengingat masih ada lima kilometer sawah yang membutuhkan jaringan irigasi.

"Kegiatan ini padat karya yang semuanya kembali ke masyarakat petani, mereka kerja sendiri dan nikmati sendiri, tidak boleh limpahkan ke pihak lain. Semua petani sangat senang dengan program ini juga membantu masyarakat petani yang terdampak corona," kata Djonior kepada wartawan.

"Awalnya memang saya ragu karena ini petani yang setiap hari pegang cangkul tapi dalam kegiatan ini ada tim pendamping dan pengawas. Mereka yang tugasnya membantu mengawasi program ini. Hasilnya sangat memuaskan tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya," tambahnya.

Untuk menjamin kualitas pekerjaan saluran irigasi, pihaknya menyediakan tim pendamping masyarakat dan konsultan. Jadi kualitas irigasi yang dibangun memang sangat teruji dan bermutu.

Jeri Boling, Staf Teknik OP II Irigasi dalam laporannya merincikan ada 92 kelompok P3A di NTT sebagai penerima program tahap 1 dan 2 dan tersebar di 9 kabupaten termasuk Lembata (P3A Aubala Waikomo dan P3A Riangdua). Jadi total dana yang dikucurkan dari APBN untuk program ini mencapai Rp 17 miliar lebih.

Dia menyebutkan program ini bertujuan untuk meningkatkan layanan irigasi kecil, irigasi desa dan irigasi tersier. Program ini juga bermaksud menumbuhkan partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi sesuai kebutuhan dan berdasarkan prinsip kemandirian. (*)

Baca Berita Lembata Lainnya

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved