Erupsi Gunung Api di Lembata

Erupsi Gunung Hobal di Lembata - NTT Berpotensi Tsunami, Begini Penjelasan Eko Budi Lelono

Erupsi gunung api di dasar laut, Gunung Hobal di Kabupaten Lembata-Nusa Tenggara Timur, kembali terjadi.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Ilustrasi gunung api 

POS-KUPANG.COM – Erupsi gunung api di dasar laut, Gunung Hobal, kembali terjadi di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Letusan gunung api dari dalam  laut, tak jauh dari tepian pantai wilayah selatan Kabupaten Lembata ini, sempat membuat  warga cemas.

Pasalnya, 42 tahun silam, tepatnya 18 Juli 1979, gunung api itu pernah meletus dan mengakibatkan Kampung Waiteba tenggelam sehingga hampir 1000 orang warga meninggal dunia termasuk yang dinyatakan hilang.

Atas aktivitas gunung api di dalam laut itu, diungkapkan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Simber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono.

Dia mengatakan, ada dua jenis gunung api di Indonesia yang menimbulkan tsunami.

Pertama, gunung api yang berada di daratan dan kedua, gunung api yang ada di bawah laut.

"Kami memetakan paling tidak ada gunung api dan laut yang berpotensi menyebabkan Tsunami," ujar Eko dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Kamis (4/3/2021).

Eko menyampaikan, gunung di daratan yang menyebabkan bencana tsunami adalah Gunung Anak Krakatau (Lampung Selatan, Lampung) Gunung Tambora (Dompu, NTB), (Gunung Rokatenda (Sikka, NTT) , Gunung Ile Werung (Lembata, NTT) Gunung Ruang (Sitaro, Sulawesi Utara) dan Gunung Gamkonora (Halmahera Barat, Maluku Utara).

"Sedangkan untuk gunung api di bawah laut sendiri ada enam gunung api yang berpotensi (sebabkan Tsunami), tapi yang berpotensi ada dua, yaitu Gunung Hobal dan Gunung Banua Wuhu, karena letaknya kedalamannya kurang dari 200 meter, kalau beraktivitas akan menimbulkan pengaruh pada pantai atau daratannya," papar Eko.

Adapun empat gunung bawah laut lainnya yang sebabkan tsunami yakni Gunung Yersey, Gunung Emperor Of China, Gunung Nieuwerkerk dan Gunung Sangir.

Eko menyebut bahwa pihaknya mengawasi dan memantau selama 24 jam aktivitas berbagai gunung tersebut.

"Kami awasi 24 jam agar kita tahu betul aktivitasnya, dan mudah-mudahan tidak terlambat menginformasikan aktivitas yang tinggi jika ada potensi erupsi pada pihak-pihak yang berwenang," ucap dia.

Beberapa erupsi gunung api besar pernah terjadi di Indonesia.

Gunung api yang pernah menyebabkan bencana besar antara lain Gunung Tambora di NTB dan Gunung Krakatau di Selat Sunda.

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, jutaan orang tinggal dalam jangkauan letusan gunung berapi, bahkan sebagian tinggal dalam kaldera tanpa menyadarinya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved