Timor Leste
Timor Leste Menghadapi Momen Make atau Break
Diversifikasi ekonomi, yang sangat bergantung pada minyak dan gas, adalah tugas terbesar yang dihadapi Timor Leste.
Pendapatan ini diinvestasikan di luar negeri dalam aset keuangan, yang dikenal sebagai Dana Perminyakan.
Sayangnya, sejak tahun 2013, terjadi penurunan pendapatan migas yang sangat besar karena cadangan di Laut Timor semakin menipis.
Sejak itu, Dana Perminyakan telah mencapai puncaknya dan saat ini hanya bergantung pada pengembalian investasi di perusahaan-perusahaan internasional besar.
Dengan demikian, penipisan Dana Minyak ini hanya masalah waktu jika pengeluaran pemerintah tahunan terus melampaui pengembalian investasi tahunan.
Di Timor Leste lebih dari 95 persen pengeluaran tahunan negara secara langsung ditarik dari dana perminyakan.
Selain itu, pandemi COVID-19 baru-baru ini juga membebani pemerintah yang mengalokasikan anggaran tambahan dengan total $150 juta untuk menangani wabah dan biaya ekonomi berikutnya.
Anggaran ini juga langsung ditarik dari Dana Perminyakan.
Kelemahan terakhir dari mengandalkan Dana Perminyakan adalah bahwa tingkat pengembalian investasinya sangat dipengaruhi oleh pasar.
Pada tahun 2015 dan 2018 hasil investasi negatif, sementara tahun 2019 mencatat tingkat pengembalian tertinggi yang pernah ada.
Poin-poin ini semuanya menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengubah ekonomi untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Pemerintah Timor Leste telah melakukan diversifikasi ekonomi berdasarkan rekomendasi yang tak terhitung jumlahnya dari berbagai lembaga yang kredibel, baik domestik maupun internasional, serta para ahli di seluruh dunia.
Sayangnya, inisiatif ini menghadapi tantangan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir karena banyaknya perselisihan politik antara penguasa dan partai oposisi, serta antara faksi Mari Alkatiri dan Xanana Gusmao.
Meskipun demikian, tugas pemerintahan berikutnya, pemerintahan konstitusional kesembilan, akan jelas.
Periode ini akan menjadi sangat penting dalam sejarah Timor Leste, karena pemerintah setidaknya harus memulai pergeseran sektor ekonomi di luar minyak dan gas.
Prioritas utama program pemerintah berikutnya harus mencakup meletakkan dasar bagaimana menghadapi era baru dalam 15 sampai 20 tahun ke depan tanpa pendapatan migas.