Berita Manggarai Barat
Harga Minyak Goreng Naik, Ketua DPRD Mabar Dorong Dinas Perindagkop Lakukan Operasi Pasar
Harga Minyak Goreng Naik, Ketua DPRD Mabar Dorong Dinas Perindagkop Lakukan Operasi Pasar
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Ketua DPRD Manggarai Barat (Mabar), Martinus Mitar, mendorong Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi ( Perindagkop), untuk melakukan operasi pasar, Kamis 25 November 2021.
Hal tersebut mesti dilakukan menyikapi keluhan masyarakat karena naiknya harga minyak goreng di Labuan Bajo.
"Dinas Perindagkop segera lakukan operasi pasar, pendalian harga sembako di tingkat pasar, terlebih mau menjelang natal dan tahun baru, karena sangat membahayakan masyarakat ketika harga sembako di pasar ini tidak dikendalikan, dan dinaikan dengan sepihak dengan bebas oleh oknum pengusaha ataupun distributor," katanya.
Menurutnya, sudah seharusnya Dinas Perindagkop Mabar mengendalikan harga komoditas di pasar maupun sembako, sehingga tidak terjadi gejolak harga yang menimbulkan keresahan masyarakat.
"Warga saat ini sudah resah karena kenaikan minyak goreng dan minyak tanah, oleh karena itu dipandang penting bagi kami DPRD agar Perindagkop turun mengendalikan harga ini," ujarnya.
Politisi partai NasDem ini menilai, Dinas Perindagkop Mabar dengan personel yang dimiliki mempunyai kompetensi untuk mengendalikan harga sembako di pasar.
"Perindagkop merupakan dinas yang kompeten untuk kendalikan itu. Artinya, jangan sampai ada pengusaha yang seenaknya menaikan harga, tanpa memperhitungkan daya beli masyarakat. Hal ini penting, pandemi Covid-19 ini telah menyulitkat masyarakat, di sisi lain ada yang memanfaatkan pandemi Covid-19, dengan menaikan harga sembako tanpa melijat kesulitan masyarakat, di mana Pemerintah," katanya.
Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Mabar, Sewardgading SJ Putra mendesak Pemerintah Daerah (pemda) agar melakukan langkah strategis terkait naiknya harga minyak goreng di Labuan Bajo.
"Seharusnya dinas terkait dalam hal ini Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Manggarai Barat, sudah tahu jauh sebelum teman-teman media mendapatkan informasi kondisi pasar itu, sehingga mereka bisa mengambil langkah-langkah strategis dalam menyikapi hal tersebut," katanya saat ditemui di Kantor DPRD Mabar.
Sewardgading yang juga Ketua DPC PKB Kabupaten Mabar menjelaskan, kenaikan harga minyak goreng harus ditangani secara serius.
Sebab, minyak goreng merupakan komoditas yang memiliki kegunaan dan peranan penting bagi dunia usaha kuliner dan kebutuhan pokok masyarakat.
"Minyak goreng merupakan kebutuhan vital masyarakat, terlebih masyarakat yang memiliki usaha kuliner di Labuan Bajo sebagai kota pariwisata. Hal ini harus segera ditangani OPD terkait. Saya lihat masih ada sisa anggaran tahun 2021 yang kita bisa dorong kegiatan operasi pasar dan lain sebagainya," jelasnya.
Sewardgading menuturkan, langkah awal yang harus dilakukan Perindagkop Kabupaten Mabar yakni memantau harga minyak goreng dan melakukan identifikasi masalah di lapangan.
"Poin penting bagi saya, harus didalami lagi apakah kenaikan ini dari hulu (distributor), sehingga berdampak kepada masyarakat di Manggarai Barat, atau memang ada indikasi-indikasi tertentu, ini dapat kita ketahui jika OPD terkait dalam hal ini Dinas Perindagkop melakukan pemantauan dan identifikasi masalah di pasar," paparnya.
Selanjutnya, dinas terkait juga didesak agar segera melakukan operasi pasar bila diperlukan.
"Kami mendesak instansi terkait ambil langkah strategis dalam hal ini melakukan operasi pasar dan lain sebagainya. Kalau kondisi ini bertahan bahkan meningkat jelang natal dan tahun baru, maka yang kita harapan kita pada operasi pasar. Ini menjadi instrumen kita, jangan sampai komoditi lain naik harga, apalagi dalam masa pandemi saat ini, ibaratnya masyarakat sudah jatuh, tersungkur pula," tegasnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perindagkop Mabar agar membahas persoalan tersebut secara mendalam.
"Lalu mendorong mereka untuk tindak lanjuti
dan lihat anggaran yang ada, agar menindaklanjuti hal tersebut dengan langkah strategis," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah penjual gorengan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menjerit lantaran harga minyak goreng yang merangkak naik, Kamis 25 November 2021.
Penjual gorengan di Golo Koe, Daniel Jemahu (22) mengaku, dalam sebulan terakhir, harga minyak goreng mengalami kenaikan sebanyak 4 kali.
Setiap harinya, lanjut Daniel, ia menghabiskan sebanyak 18 liter minyak goreng merek Bimoli untuk usaha gorengan miliknya.
"Awal beli Rp 300 ribu, lalu naik perlahan hingga sampai saat ini satu jeriken minyak goreng 18 liter itu Rp 345 ribu," katanya diamini rekannya.
Daniel mengaku, gorengan yang ia jual lesu pembeli akibat pandemi Covid-19. Adanya kenaikan harga minyak goreng ini semakin memperparah pemasukannya.
"Semoga harga minyak goreng turun. Karena kalau kami kasih naik harga gorengan nanti tidak ada yang mau beli. Kami pun terpaksa tetap bertahan untuk jualan agar pelanggan tidak lari," harap Daniel.
Hal senada disampaikan penjual gorengan di Pasar Rakyat Batu Cermin, Ira.
Perempuan berusia 40an tahun itu mengakumengaku harga minyak goreng yang naik berpengaruh terhadap pendapatan yang ia dapat dari berjualan gorengan.
"Kalau saya beli minyak goreng ukuran 20 liter seharga Rp 340 ribu, kalau dulu harga kisaran Rp 300 ribu sampai Rp 315 ribu, sekarang mahal," keluhnya.
Pihaknya berharap, agar pemerintah dapat mengambil kebijakan agar harga minyak goreng dapat terjangkau oleh masyarakat, termasuk dirinya sebagai penjual gorengan.
"Mudah-mudahan turun harga minyak goreng ini, sehingga kami jualan pun dapat untung untuk penuhi kebutuhan hidup," katanya.
Sementara itu, sejumt penjual sembako di Pasar Rakyat Batu Cermin mengakui harga minyak goreng mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Hal tersebut disampaikan Haji Supardin (45) dan Pariati yang menjual sembako di Pasar Rakyat Batu Cermin.
"Kalau minyak goreng ukuran 1 liter yang refill dulunya harga Rp 17 ribu sekarang sudah Rp 20an ribu, minyak goreng ukuran kecil Rp 10 ribu naik jadi Rp 12 ribu. Kalau telur harga naik turun, tapi kalau minyak goreng naik terus," kata Pariati.
Di kesempatan yang sama, Haji Supardin menjelaskan rata-rata kenaikan minyak goreng ukuran kecil yakni 250 ml hingga 650 ml mengalami kenaikan hingga 2 ribu. "Kalau 2 liter minyak bimoli sudah sampai Rp 45 ribu," katanya.
Haji Supardin dan Pariati berharap, agar pemerintah dapat melakukan langkah konkrit untuk menurunkan harga minyak goreng di Labuan Bajo.
Informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM di penyuplai minyak goreng di Labuan Bajo kenaikan harga minyak goreng diakibatkan karena naiknya harga minyak goreng di Pulau Jawa sebagai distributor.
"Kami beli dari Surabaya, dan memang harganya sudah naik, terpaksa kami naikan harga kepada para pedagang kecil dan masyarakat," kata penyuplai minyak goreng di Labuan Bajo yang enggan namanya ditulis. (*)