Sanggar Suara Nekamese Libatkan Remaja Dalam Pencegahan Covid-19

Melibatkan remaja untuk pencegahan penyebaran Covid-19 sudah dilakukan oleh Sanggar Suara Nekamese.

Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
kolase pos kupang
Pendeta Seprianus Pdt Seprianus Y Adonis, S.Th dari Sanggar Anak Nekamese, dalam acara Ngobrol Asyik bersama Pos Kupang melalui daring, Minggu (21/11/2021) sore dengan tema Remaja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di NTT yang digelar dalam rangka Hari Anak Sedunia tanggal 20 November 2021 

“Kalau remaja digandeng dan dilihat, diberi kesempatan maka mereka akan menunjukkan potensi, dan hal ini akan jauh lebih efektif karena sesama mereka saling mengkapasitasi,” jelas Pdt Sepri.

Menurutnya, anak dan remaja yang masuk dalam Sanggar Anak Nekamese selalu terlibat dan dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk kegiatan-kegiatan dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19.

Sanggar Anak Nekamese bermitra dengan WVI untuk mendukung kegiatan di sanggar tersebut. Kegiatan yang dilakukan misalnya dalam bentuk teater dan anak 3M seperti teater dan tari tradisional.

Baca juga: Biasakan Anak Keluar Rumah Pakai Masker, Ini Tipsnya

Untuk bisa mengkampanyekan isu anak termasuk isu Covid-19 kepada masyarakat luas, Pdt Sepri selalu melibatkan kelompok remaja yang tergabung dalam kelas seni budaya.

Dan pesan pesan bermakna terkait Covid-19 itu disampaikan remaja melalui teater yang mereka pertunjukkan kepada jemaat di Gereja. “Dengan teater, pesan yang kita sampaikan jauh lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat,” kata Pdt Seprianus.

Pendeta Seprianus menjelaskan, Sanggar Suara Nekamese sudah dibentuk tahun 2016. Dan kini memiliki 14 unit kerja. Diantaranya, unit belajar 3M, kelas Bahasa Inggris; kelas seni suara paduan suara, kelas vocal grup; kelas teater; kelas belajar alat musik tradisional dan nasional; kelas pengembangan pangan lokal seperti ubi, jagung dan pisang.

Baca juga: Satgas Covid-19 TTU Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Bagi Remaja

Juga ada kelas pengembangan kelor, teh kelor, kopi kelor, coklat kelor, stik kelor; kelas menenun; kelas pangkas rambut dan salon kecanitkan; kelas tata ruangan dekorasi; kelas penanganan gizi; kelas latihan kepemimpinan. Dan kelas terbaru yakni kelas Lingkar Remaja yang diinisasi oleh Unicef dan WVI.

Dan pada awal masa pandemi Covid-19, sejumlah kelas di Sanggar Suara Nekamese nyaris tak bisa berjalan apalagi saat berlaku PPKM. Namun belakangan waktu kemudian, pihaknya membuka kembali sejumlah kelas atau unit kerja dimaksud lantaran hal itu sangat dibutuhkan masyarakat setempat.

Seperti Kelas 3M yakni Membaca, Menulis dan Berhitung dan juga les Bahasa Inggris yang diinisiasi oleh WVI. Karena masih banyak orang di wilayah Nekamese yang sudah kelas 6 SD tapi belum bisa membaca, menulis dan berhitung.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis 2 di Kota Kupang 61.14 Persen

“Kami bikin kelas les dan difasilitasi oleh Adiyen dan teman lainnya yang duduk di bangku SMA. Pemerintah berlakukan belajar dari rumah atau BDR tapi anak di desa kami belajar dari rumah itu hasilnya tidak maksimal maka kami biasa hanya 2 kelas, misalnya kalau biasanya anak SD kelas 1, 2 dan 3 digabung, maka sejak pandemic Covid-19 rombongan belajar diperkecil, pendamping akan mendampingi 5 sampai 6 anak dengan penerapan prokes secara ketat,” jelas Pdt Sepri.

Terkait program Lingkar Remaja yang digagas Unicef dan WVI, Pdt Seprianus memberikan apresiasi. Menurutnya, Lingkar remaja ini baru masuk sekitar bulan November 2021 lalu, dan saat ini mereka sementara mengikuti pelatihan fasilitator. Ada 4 tahapan yang harus dilalui dalam pelatihan mulai dari tahapan lingkar, proses lingkaran, berjejaring, hingga melakukan aksi.

"Saat ini dalam tahap berjejaring, namun kami sudah ada rencana pada tahapan aksi, anak-anak bisa melakukan sosialisasi mengenai Cvid-19 dengan bentuk teater," ungkapnya.

Berita lain terkait covid-19

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved