Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 20 November 2021: Terarah ke Hidup Kekal
Apa yang dimaksudkan dengan kebangkitan orang mati? Hidup lanjut dalam roh? Hidup sebagai bayangan? Lahir kembali?
Renungan Harian Katolik Sabtu 20 November 2021: Terarah ke Hidup Kekal (Lukas 20:27-40)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG,COM - Dalam syahadat para Rasul, kita berdoa: "Aku percaya akan kebangkitan orang mati dan kehidupan kekal".
Apa yang dimaksudkan dengan kebangkitan orang mati? Hidup lanjut dalam roh? Hidup sebagai bayangan? Lahir kembali?
Tapi pertanyaan paling relevan, apakah kita memang benar percaya akan kebangkitan orang mati seperti yang kita daraskan dalam syahadat?
Pada zaman Yesus, banyak orang Yahudi tidak menerima pewartaan Yesus mengenai kebangkitan orang mati.
Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 16 November 2021: Pertobatan Sejati
Mereka bertanya kepada Yesus mengenai seorang wanita yang tujuh kali menikah dan semua suaminya meninggal.
"Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia".
Jawab Yesus kepada mereka, "... dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan".
Sungguh jelas dan tegas dalam perkataan Yesus, ada kebangkitan orang mati. Manusia yang bangkit akan menjadi lain, menjadi sama seperti malaikat-malaikat. Dan mereka adalah anak-anak Allah.
Memang ada orang yang masih berkeberatan. Sampai sekarang tidak ada seorang pun yang sudah meninggal, kembali dari alam maut untuk membuktikan bahwa sesungguhnya ada hidup kekal sesudah kematian. Keberatan ini benar.
Tetapi Yesus mengajarkan secara lain. Ia menegaskan bahwa hidup manusia tidak sia-sia. Ia selalu menekankan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 13 November 2021: Tekun
Yesus selalu mengatakan bahwa janji-Nya sudah mulai terpenuhi: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta ditahirkan, orang tuli mendengar dan orang mati dibangkitkan; dan kepada orang miskin Kabar Gembira diwartakan" (lih. Luk 7:22).
Janji-Nya ini menjadi gelap kembali, karena Ia ditangkap, disalibkan, bahkan mati dan dikuburkan.
Tetapi sesudah tiga hari, Yesus bangkit dan hidup kembali. Hidup dalam kemuliaan. Dan banyak orang menjadi saksinya.
Sejak 2000an tahun lalu, Gereja dan semua orang Kristen percaya akan kenyataan ini bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati. Ia sudah bangkit.
Maka, apakah saya pun masih ikut berasa bimbang?
Isaac Newton berjalan-jalan pada hari Paskah bersama beberapa muridnya. Mereka lewat di pinggir suatu kuburan.
Seorang muridnya berkata dengan nada mengejek, "Tuan, siapa bisa percaya bahwa debu orang-orang yang sudah meninggal ini dapat dibentuk menjadi tubuh dan hidup kembali ".
Newton hanya menjawab, "Sabar!".
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 18 November 2021: Kota Tercinta
Pada jam pelajaran hari berikut, Newton membawa sepotong besi magnit dan serbuk-serbuk besi tercampur pasir dan ditempatkannya di atas meja di depan kelas.
Ia lalu bertanya kepada murid yang kemarin mengejek, "Siapa di antara kita yang sanggup mengumpulkan serbuk besi dari onggokan pasir?" Muridnya itu tak bisa menjawab.
Newton lalu mendekatkan batang magnet pada onggokan pasir.
Dalam sekejap nampak gerakan, seolah onggokan pasir hidup. Serbuk pasir terangkat dan melekat pada magnit.
Dengan wajah serius, Newton memandang seluruh kelas sambil berkata, "Dia yang memberikan kekuatan kepada magnit ini jauh lebih berkuasa. Pada hari kebangkitan, Dia akan menghidupkan kita dari debu tanah!"
Kita tidak mau ikutan bimbang apalagi sampai tak percaya akan kebangkitan.
Kita pasti akan selalu berdoa terus dengan penuh keyakinan, "Aku percaya akan kebangkitan orang mati dan kehidupan kekal".
Namun juga tak kalah penting, kita mengarahkan hidup kita agar menggapai hidup kekal, hidup sesudah kematian.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 19 November 2021: Skala Prioritas
Kita memang bekerja agar hidup sejahtera. Kita boleh menikmati hasil kerja kita dan mengalami kesejahteraan dengan apa yang kita gapai atau miliki.
Tapi jangan lupa untuk mawas agar diri kita tak mau merasa at home, kerasan di dunia ini, karena kita mau menjadi anak Allah kelak. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 20 November 2021:

Bacaan I 1Mak 6:1-13
Karena segala kejahatan yang kuperbuat terhadap Yerusalem, maka aku sekarang mati dalam kepedihan yang besar
Dalam pada itu raja Antiokhus menjelajahi wilayah pegunungan. Didengarnya kabar bahwa Elimais, sebuah kota di negeri Persia, adalah termasyhur karena kekayaan perak dan emas dan lagi bahwa kuil di kota itu sangat kaya pula oleh karena di sana ada alat-alat perang emas, lemena serta senjata yang ditinggalkan Aleksander bin Filipus, raja Makedonia, yang mula-mula merajai orang-orang Yunani.
Maka datanglah ia ke sana dan berusaha merebut kota itu serta menjarahinya. Tetapi ia tidak berhasil oleh karena maksudnya ketahuan oleh penduduk kota itu.
Mereka memberikan perlawanan kepada raja, sehingga ia lari serta berangkat dari situ dengan sesal hati yang besar hendak kembali ke Babel.
Kemudian datanglah seseorang ke daerah Persia memberitahu raja bahwa bala tentaranya yang memasuki negeri Yudea sudah dipukul mundur dan khususnya bahwa Lisias yang maju perang dengan bala tentara yang kuat telah dipukul mundur oleh orang-orang Yahudi yang bertambah kuat karena senjata, pasukan dan banyak barang rampasan yang diperoleh mereka dengan diambil dari tentara yang telah mereka kalahkan.
Orang-orang Yahudi juga telah membongkar Kekejian yang telah ditegakkan raja di atas mezbah di Yerusalem. Bait Suci telah dipagari oleh mereka dengan tembok-tembok yang tinggi seperti dahulu dan demikianpun halnya dengan Bet-Zur, salah satu kota raja.
Mendengar berita itu maka tercenganglah raja dan sangat tergeraklah hatinya. Ia merebahkan diri di ranjang dan jatuh sakit karena sakit hati. Sebab semuanya tidak terjadi sebagaimana diinginkannya.
Berhari-hari raja berbaring di ranjangnya sedang terus-menerus dihinggapi kemurungan besar. Ketika merasa akan meninggal dipanggilnya semua sahabatnya lalu dikatakannya kepada mereka: “Tidur sudah lenyap dari mataku dan hatiku hancur karena kemasygulan.
Maka dalam hati aku berkata: Kepada keimpitan dan kemalangan manakah aku sampai sekarang ini? Aku ini yang murah hati dan tercinta dalam kekuasaanku!
Tetapi teringatlah aku sekarang kepada segala kejahatan yang telah kuperbuat kepada Yerusalem dengan mengambil perkakas perak dan emas yang ada di kota itu dan dengan menyuruh bahwa penduduk Yehuda harus ditumpas dengan sewenang-wenang.
Aku sudah menjadi insaf bahwa oleh karena semuanya itulah maka aku didatangi malapetaka ini. Sungguh aku jatuh binasa dengan sangat sedih hati di negeri yang asing.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 9:2-3.4.6.16b.19
Refr.: Ya Tuhan, aku bergembira atas kemenangan-Mu.
1. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi, sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu.
2. Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta, musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa: kota-kota telah Kauruntuhkan; lenyaplah ingatan kepadanya.
3. TUHAN telah memperkenalkan diri-Nya, Ia menjalankan penghakiman; orang fasik terjerat dalam perbuatan tangannya sendiri. Higayon.
4. Bangkitlah, TUHAN, janganlah manusia merajalela; biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu!
Bait Pengantar Injil 2Tim 1:10b
Refr.: Alleluya
Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Bacaan Injil Luk 20:27-40
Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup
Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
“Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak.
Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak.
Akhirnya perempuan itupun mati.
Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.”
Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”
Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.”
Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya