Berita Flores Timur

Sadis, Begini Pengakuan Maria, Saksi Mata Saat Guru di Flotim Cabuli Murid

SW, guru di SMKN 1 Larantuka, Watowiti, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini sudah ditahan polisi pasca aksi cabulnya t

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA)
Rumah yang menjadi lokasi kejadian guru cabuli muridnya di wilayah Watowiti, Flores Timur 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda

POS-KUPANG.COM,LARANTUKA- SW, guru di SMKN 1 Larantuka, Watowiti, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini sudah ditahan polisi pasca aksi cabulnya terhadap muridnya dilaporkan keluarga korban ke Polres Flotim.

Korban guru bejat ini merupakan siswi kelas 2 (sebelumnya ditulis kelas 1) yang berumur 17 tahun (sebelumnya ditulis 16 tahun) dan masih berstatus anak bawah umur. 

Informasi yang dihimpun wartawan di lokasi kejadian, SW mencabuli korban di rumah milik kerabatnya di wilayah Watowiti. Di kamar rumah tua itu, SW tega memaksa muridnya itu memenuhi nafsu bejatnya hingga mengalami pendarahan hebat. 

Pos Kupang pun berhasil mewawancarai saksi kunci, Maria Bernadete Kese Rian pada, Senin 15 November 2021. Maria merupakan anak pemilik rumah yang saat itu sendirian di rumah. Sementara keluarga lainnya sedang berkebun. Maria mengaku jika SW merupakan kerabat dekatnya. 

Baca juga: Termasuk Wilayah Rawan, Kapolres Handrio Pantau Langsung Pelaksanaan Pilkades di Desa Wanga Umalulu

"Mama saya merupakan saudari kandungan ayah dari SW. Antara saya dengan SW, statusnya sepupu," ujarnya. 

Ia mengungkapkan, di hari kejadian itu, ia sedang mencuci pakaian di rumahnya. Sekitar pukul 3.00 WITA, ia didatangi SW bersama dua wanita yang menggunakan sepeda motor milik SW. Rupanya, dua wanita itu adalah korban dan salah satu rekannya. Kepadanya, SW meminta agar ia menemani rekan korban. 

"Dia minta saya temani teman korban, karena katanya, dia mau bertemu pacarnya. Karena sedang sibuk mencuci, saya suruh rekan korban duduk di kursi depan kamar mandi dan saya lanjut mencuci," ujarnya. 

Saat hendak menjemur pakaian, ia mengaku sempat melihat SW bersama korban masuk ke kamar rumah tua yang selama ini ditempati neneknya. 

Baca juga: Guru Pencabul Murid di Flores Timur Dikeluarkan dari Sekolah

Karena asyik mencuci, ia bahkan mengaku tak mendengar suara teriakan dari korban. 

"Tidak ada suara teriakan yang saya dengar. Mungkin karena bunyi air dan suara berisik saat saya sikat pakaian," katanya.

Saat kembali menjemur pakaian persis di depan rumah tempat pertemuan SW dan korban, ia mengaku tidak lagi melihat rekan korban, termasuk SW dan korban. 

"Mereka pulang tidak pamit. Saya kaget saat jemur pakaian, ketiganya sudah tidak ada," tandasnya. 

Menurut dia, rumah tempat kejadian itu merupakan rumah tua miliki orangtuanya yang selama ini ditempati neneknya. Namun, karena sang nenek masih berada di Adonara, rumah itu pun dibiarkan kosong. 

"Saya sudah beri keterangan di polisi sesuai yang saya sampaikan ke kalian (wartawan)," jelasnya.

Pantauan wartawan, rumah tempat kejadian itu merupakan rumah setengah tembok dan hanya memiliki dua kamar. Tak ada perabot rumah tangga didalamnya bahkan terkesan tak terawat layaknya rumah hunian. Salah satu kamar rumah itu menjadi tempat penyimpanan barang-barang bekas pakai pemilik rumah. Sementara satu kamar lainnya, hanya ada sebuah tempat tidur usang tanpa kasur.

Modus Pacaran

Bunga (bukan nama sebenarnya) menjadi korban pencabulan gurunya berinisial, SW.

Aksi cabul guru bejat ini dilakukan dengan modus pacaran. SW sengaja mengungkapkan perasaan cintanya dan mengajak korban menjalin hubungan asmara. Tanpa menaruh curiga, gadis lugu ini pun menerima gurunya itu untuk berpacaran. 

Tak lama pacaran, SW pun mulai memasang jebakan. Dengan modus mengerjakan tugas, ia mengajak Bunga ke salah satu rumah kerabatnya di wilayah Watowiti. Tanpa ada rasa iba, SW memaksa Bunga untuk melampiaskan nafsu bejatnya. 

Sesaat setelah kejadian, Bunga mengalami pendarahan hebat akibat hubungan paksa gurunya. Ia lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Disitulah, Bunga membuka aksi bejat gurunya.

Pengakuan jujur Bunga membuat keluarga langsung mengadukan kasus itu ke Polres Flotim. Saat ini, SW sudah ditahan polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya (*)

Berita Flores Timur Lainnya :

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved