Berita Belu

Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak SD Kelas Rendah Menurun 

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak penurunan kemampuan literasi dan numerasi pada anak Sekolah Dasar (SD) kelas rendah, yaitu kelas 1-3.

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG. COM/TENI JENAHAS
KEPALA---Kepala Sekolah Dasar Inpres (SDI) Tini, Margareta Lako, S.Pd. 

Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak SD Kelas Rendah Menurun 

Laporan Reporter POS KUPANG. COM, Teni Jenahas

POS KUPANG. COM| ATAMBUA-----Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak penurunan kemampuan literasi dan numerasi pada anak Sekolah Dasar (SD) kelas rendah, yaitu kelas 1-3.

Hal ini diakui Kepala Sekolah Dasar Inpres (SDI) Tini, Margareta Lako, S.Pd saat ditemui Pos Kupang. Com, Rabu 17 November 2021.

Menurut Margareta, kemampuan anak dalam membaca, menulis dan berhitung (balistung) mengalami penurunan selama masa pandemi Covid-19. 

"Kalau di sekolah ini turun. Kurang dari 50 persen. Tapi kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena ini situasi dan dampak dari Covid. Sekolah tetap berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa", kata Margareta. 

Baca juga: Ini Soal Harga Diri, Ayo Saksikan, Jangan Lewatkan Persib Bentrok Persija, Laga Bergengsi di Seri 3

Kata dia, selama pandemi Covid-19, sekolah memiliki modul pembelajaran jarak jauh (PPJ) yang diberikan pemerintah bekerja sama dengan yayasan. Modul PPJ tersebut sangat membantu sekolah karena dalam modul memiliki panduan bagi guru, siswa dan orang tua termasuk panduan pembelajaran literasi dan numerasi bagi kelas rendah. 

Dalam modul juga terdapat angket sehingga panduan pembelajaran tidak hanya dilakukan guru tetapi juga orang tua bisa memandu anaknya sendiri saat berada di rumah. 

Kolaborasi dukungan seperti ini yang sedikit membantu anak-anak sehingga tidak sampai terjadi learning lost. Walaupun masih ada siswa yang tersendat sendat saat membaca dan berhitung. 

"Orang tua juga jadi guru di rumah. Saya bersyukur sekali karena dengan panduan ini, guru tidak bekerja sendiri tetapi selalu bergandengan tangan dengan orang tua untuk sama sama melihat perkembangan siswa", ujar Margareta. 

Lanjut Margareta, selama pandemi Covid-19, sekolah mengalami kendala karena pembelajaran tatap muka terbatas. Siswa datang ke sekolah secara kelompok dan pola pembelajarannya berkelompok. Materi yang diberikan terbatas dengan penekanan pada kemampuan baca, tulis dan hitung.

"Guru buat tugas tapi saya pesan jangan terlalu banyak karena ingat ini kelas satu dan dua. Yang ditekankan pada kelas rendah itu baca, tulis dan hitung-Balistung", terang Margareta.

Lanjut Margareta, menghadapi situasi seperti ini, guru guru mempunyai kiat-kiat atau trik yang bisa dilakukan. Satu diantaranya, pola pendampingan siswa lebih khusus. Siswa yang mampu mengapit yang kurang mampu. 

"Kita ada trik juga. Yang pintar mengapit yang lemah. Yang lemah duduk di tengah terus yang mampu mengelilingi supaya belajar bersama-sama", jelasnya. (jen).

Berita Belu Lainnya :

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved