Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 15 November 2021: Iman Melawan Pembungkaman
Peristiwa ini terjadi saat Yesus dan murid-murid-Nya melintasi kota itu terakhir kalinya sebelum tiba di Yerusalem, dimana Yesus akan mati disalibkan.
Teriakan si buta adalah ketakutan yang sadar akan kehilangan pengharapan tanpa pernah menjadi seruan putus asa.
Tuhan punya hati rahim kepada orang-orang kecil, tersingkir dalam masyarakat yang selalu dibungkam suaranya ketika meminta tolong.
Yesus memiliki hati penuh cinta kasih kepada orang-orang tidak beruntung dalam masyarakat (the poorest of the poor).
Yesus tahu bahwa orang-orang ini percaya kepada-Nya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 12 November 2021: Terjaga
Yesus menyuruh orang membawa dia kepada-Nya.
Yesus bertanya kepadanya di hadapan orang banyak, “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” (Luk 18:41).
Yesus membuka ruang sosial kepada orang buta itu untuk mengungkapkan kerinduan imannya di hadapan orang banyak yang sebelumnya melarang dia.
“Tuhan, supaya aku dapat melihat!” (Luk 18:41).
Jawaban singkat itu merupakan sebuah doa orang miskin yang sederhana.
Doa yang mengalir dari kedalaman hati. Jawaban itu adalah bahasa imannya.
Yesus pun menyembuhkannya. “Melihatlah sekarang, imanmu telah menyelamatkan engkau!” (Luk 18:42).
Saat melihat, orang buta tersadar, Yesus tidak lagi menjadi kerinduan dan harapan tapi kenyataan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 15 November 2021: Name Calling
Apa yang hendak disampaikan Penginjil Lukas?
Pertama, sebuah pesan bagi para pemimpin Gereja agar jangan sampai mengabaikan kebutuhan-kebutuhan orang-orang miskin dan kurang beruntung.
Ada banyak fakta dalam tubuh Gereja bahwa benih diskriminasi dalam pelayanan sakramen amat telanjang.