Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 13 November 2021: Tekun

Kita baca dalam Kitab Suci sering kali orang-orang kecil, lemah, miskin, tak berdaya, hadir menginspirasi hidup kita.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Sabtu 13 November 2021: Tekun (Luk 18: 1-8)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Kita baca dalam Kitab Suci sering kali orang-orang kecil, lemah, miskin, tak berdaya, hadir menginspirasi hidup kita.

Orang-orang yang menempati posisi terendah dalam stratifikasi sosial justru menjadi “tokoh” yang menghadirkan narasi kebijaksanaan.

Orang-orang tak berdaya secara ekonomi dan politik seperti para anak yatim, janda, dan orang asing justru mendapat perhatian khusus dari Tuhan.

Pemazmur malah menyebut Allah sebagai Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda.

Mereka adalah orang yang tidak memiliki apa-apa dalam hidupnya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 12 November 2021: Ingat Waktu Lho

Mungkin saja karena mereka tidak memiliki apa-apa dalam hidup, maka Tuhan menjadi satu-satunya sandaran napas hidup.

Kekosongan ini yang membawa berkat kemurnian hati sehingga diisi oleh rahmat Allah.

Di kalangan bangsa Yahudi, Janda adalah gambaran pribadi yang miskin, lemah, dan yang selalu dinomorduakan. 

Kita baca dalam perumpamaan bahwa janda ini hanya mengandalkan kesetiaan dan ketekunan mendatangi hakim untuk membela haknya.

Intensitas kedatangan janda kepada hakim menggambarkan bahwa perkara yang sedang ia hadapi sangat urgen bagi hidupnya.

Posisi janda yang rendah dalam struktur sosial Yahudi rupanya menjadi alasan bagi sang hakim untuk mengabaikan permintaannya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 13 November 2021: Hiduplah dengan Doa

Janda tidak mempunyai uang untuk membayar jasa hakim. Apalagi punya uang lebih untuk menyuap.

Sesuatu yang lumrah dalam proses peradilan hukum sejak zaman kuno sampai zaman milenial ini.

Orang-orang kecil dan miskin seolah tidak mendapatkan ruang yang adil dalam proses hukum duniawi.

Hanya orang kaya dan yang memiliki afiliasi dengan aparat penegak hukum yang bisa mengais remah-remah keadilan dari meja hukum.

Meski substansi hukum sesungguhnya sangat terbuka untuk mereguk nikmat keadilan.

Apalagi tipe hakim yang Yesus lukiskan “…tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun” (Luk 18: 2).

Keadilan hukum itu rasanya melayang di langit mimpi.

Namun janda yang tidak bosan datang, tidak malu dicuekin, mengganggu ketenangan hakim, justru mengubah hatinya.

Hakim luluh hatinya di hadapan kemurnian hati dan kegigihan janda itu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 9 November 2021: Marah Karena Cinta

Bisa jadi hakim mengabulkan permintaan janda demi kenyamanan dan kepentingan pribadi.

Tapi di sisi lain, ada pesan berharga: jika seseorang berjuang dengan gigih melalui cara-cara yang baik, ia akan mendapatkan apa yang diharapkannya.

Tuhan mengontraskan sang hakim yang tidak mengenal Tuhan dan angkuh itu dengan Bapa-Nya.

Bapa lebih dari hakim lalim itu. “Allah akan membenarkan orang-orang pilihan yang-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya” (Luk18: 7).

Bapa kita akan senantiasa segera membenarkan dan memberi pertolongan kepada kita anak-Nya yang menaruh harapan utuh kepada-Nya.

Tuhan hendak bilang apa pada kita? Janganlah lelah dalam berdoa. Janganlah menjadi lesu karena tidak melihat sebuah perubahan drastis dan instan setelah berdoa.

Jangan menjadi tawar hati dan putus asa. Tuhan berjanji bahwa Ia akan segera membenarkan dan memberi pertolongan kepada anak-anakNya yang berseru dalam nama-Nya siang dan malam.

Di tengah arus rutinitas dan aktivitas yang tinggi, kita sisihkan waktu untuk menyembah dan mendekatkan diri kita kepada-Nya.

Kita mesti memusatkan diri kepada apa yang lebih indah dan besar dari jawaban doa kita, yaitu pribadi Tuhan Allah.

Kita buka mata hati untuk melihat aliran rahmat Tuhan yang kadang tanpa kita sadari tidak pernah berhenti mendatangi kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 13 November 2021: Bapa Yang Peduli

Tuhan telah menghadirkan sebuah situasi dalam hidup kita berubah melalui proses yang tidak kita pahami.

Doa-doa kita mungkin saja Tuhan jawab melalui banyak jalan dan cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Janda miskin dalam perumpamaan menginspirasi kita agar memiliki keyakinan dan ketekunan yang dilakukan tanpa henti dan total, termasuk dalam situasi sulit atau penganiayaan. *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 13 November 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: Kebijaksanaan 18:14-16;19:6-9

Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah, dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba

Ketika segalanya diliputi sunyi senyap dan malam telah mencapai puncak peredarannya yang cepat maka sabda-Mu, yang maha kuasa, laksana pejuang yang garang, melompat dari dalam surga, dari atas takhta kerajaan ke tengah-tengah negeri yang celaka.

Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus. Sambil berdiri tegak ia memenuhi seluruh negeri dengan maut.

Ia menjamah langit sambil berdiri di bumi.

Sungguh dengan taat kepada perintah-Mu seluruh tata ciptaan diubah sama sekali, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka.

Maka nampaklah awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya berair, jalan tanpa rintangan muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat.

Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa melewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang menakjubkan.

Mereka pergi seperti kuda menuju padang rumput, dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: 105:2-3.36-37.42-43

Refr.: Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.

1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.

2. Dibunuh-Nya anak-anak sulung di seluruh negeri, pangkal segala kegagahan mereka: Ia menuntun umat-Nya keluar membawa perak dan emas, dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.

3. Sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak sorai.

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Refr.: Alleluya

Ayat. Allah memanggil kita agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Bacaan Injil: Lukas 18:1-8

Bukankah Allah akan membenarkan pada pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya?

Pada suatu ketika Yesus menceritakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya.

Ia berkata, "Di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun.

Di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, 'Belalah hakku terhadap lawanku.' Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak.

Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya, 'Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.'

Lalu Yesus berkata, "Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu!

Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya?

Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?

Aku berkata kepadamu, 'Ia akan segera menolong mereka.' Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?"

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved