Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 13 November 2021: Hiduplah dengan Doa

Doa merupakan ihwal menerima kenyataan bahwa manusia itu adalah makhluk fana, makhluk yang bergantung pada Allah dan terarahkan kepada-Nya.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Sabtu 13 November 2021: Hiduplah dengan Doa (Lukas 18:1-8)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Doa merupakan tindak keagamaan yang paling mendasar. Doa merupakan ihwal menerima kenyataan bahwa manusia itu adalah makhluk fana, makhluk yang bergantung pada Allah dan terarahkan kepada-Nya.

Seorang Uskup diminta memberi ceramah tentang doa. Beliau berkata, "Untuk saya pribadi, doa itu adalah di satu pihak 'Ya Tuhan, betapa indah-Nya Engkau' dan di lain pihak 'Tuhan, datanglah menolong saya'."

Sebagai titik tolak, diceritakan sebuah kejadian. Saat berkunjung ke sebuah rumah sakit, seorang ibu yang anaknya lagi terbaring sakit berkata, "Sungguh mengagumkan, betapa besar cinta para perawat terhadap orang yang menderita."

Spontan beliau pun berkata, "Ya Tuhan, betapa indahnya Engkau di dalam diri para perawat, di dalam pengabdian mereka. Karena semuanya itu datang dari tangan-Mu. Semuanya itu adalah suatu sinar dari keindahan-Mu yang menakjubkan."

Yesus menegaskan bahwa para murid harus berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Penegasan itu dibarengi dengan sebuah ilustrasi.

Di suatu kota ada seorang hakim yang tak takut pada Allah dan pada siapa pun. Tak seorang pun tak berani kepadanya.

Tapi menariknya, ada seorang janda yang selalu datang kepadanya dan memohon, "Belalah hakku terhadap lawanku."

Lantaran merasa terganggu dan mungkin terusik pikiran, "Koq berani amat nih janda, padahal yang lain pada takut." dikabulkanlah permintaan sang janda.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 11 November 2021: Selalu Bersama Tuhan

Di akhir cerita, Yesus membuat pernyataan dahsyat, "Hakim yang lalim aja bisa luluh hatinya, masa Bapa akan mengulur-ulur waktu sebelum menolong?" (Luk 18:7).

Kalau kita meyakini bahwa Bapa di surga itu mengasihi kita, mengapa kita mengulur-ulur waktu untuk datang kepada-Nya?

Bapa itu penuh kasih. Ia hanya tahu mengasihi kita demi kebaikan kita. Dia tidak pernah mengasihi untuk kepentingan-Nya.

Ia mempunyai segalanya. Ia menciptakan segalanya. Segala yang dibuat-Nya baik adanya. Tapi bukan untuk diri-Nya, melainkan untuk kebaikan kita.

Olehnya, tak ada satu alasan pun yang bisa digunakan untuk menunda, menghalangi, bahkan membatalkan kita untuk datang kepada-Nya dan berkata, "Betapa indahnya kasih-Mu" dan "Tolonglah saya, anakmu".

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved