Berita Rote Ndao
BPBD NTT Mulai Salurkan Bantuan Seroja
pertanyakan lambatnya pencairan dana bantuan bagi masyarakat yang terdampak badai siklon tropis seroja pada beberapa waktu lalu.
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT secara bertahap mulai menyalurkan bantuan Seroja kepada Kabupaten/Kota.
Bantuan itu melalui dana yang ada di rekening posko Seroja yang dikirim oleh pihak ketiga dan diaspora NTT.
Kepala BPBD NTT, Ambrosius Kodo, Senin 8November 2021, mengaku saat ini sedang dilakukan penyaluran bantuan perdana. Kabupaten Rote Ndao menjadi daerah pertama yang mendapat bantuan ini.
"Hari ini sudah realisasi bantuan seroja dari para pihak. Diserahkan oleh Pak Richart Pelt Kasie Kesiapsiagaan BPBD Provinsi NTT yang diterima oleh Bupati Rote Ndao," katanya.
Adapun barang yang diserahkan seng got, seng licin, paku seng dan kayu. Rinciannya, yakni seng 2.925 lembar, paku seng 351 kilogram (Kg), paku 7cm 351 Kg, paku 10 cm 351 Kg, kayu 5x7 sebanyak 2.340 batang dan 6x12 sebanyak 468 batang serta seng licin 585 lembar.
Jumlah bantuan yang dirincikan ini, menurut Ambrosius diberikan bagi 117 Kepala Keluaraga (KK) yang ada di Kabupaten Rote Ndao.
Baca juga: 30 Kepala Sekolah di Rote Ndao Bakal Diperiksa Polda NTT
Dia mengaku, Kabupaten lain akan segera dilakukan penyaluran. Informasi per hari ini, Selasa 9 November 2021, disebutkan BPBD mulai menyalurkan ke Kabupaten Ende, Nagekeo, Belu, Malaka, Sikka, Flotim dan Sumba Timur.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov NTT, Benediktus Polo Maing, usai menghadiri rapat paripurna di ruang DPRD NTT, mengatakan, secara teknis, semua administrasi sudah diajukan untuk diproses. Bahkan sudah di ACC.
"Bantuan senilai Rp10 miliar itu tinggal di proses saja. Secara teknis, administrasinya sudah diajukan untuk di proses," ujar Sekda Polo Maing kepada wartawan, Senin 8 November 2021.
Dia menegaskan, dimata masyarakat, Pemerintah Provinsi NTT seolah-olah ingin mengendapkan dana bantuan itu, dengan tujuan mendapatkan keuntuntan dari bunga yang dihasilkan dari dana bantuan senilai Rp10 miliar tersebut.
Namun, kata Polo Maing, pihaknya justru pertanyakan lambatnya pencairan dana bantuan bagi masyarakat yang terdampak badai siklon tropis seroja pada beberapa waktu lalu.
Baca juga: Siswa SMA di Rote Ndao Lapor Polisi Usai Dianiaya Dua Guru
"Harusnya itu dipertanyakan. Kenapa lama sekali diproses. Kenapa sekian lama uang itu di endapkan. Karena dimata publik, seolah-olah pemerintah mau makan uang dunga dulu," tegas Polo Maing.
Dia menyebut, Dana bantuan senilai Rp10 miliar, harus dimanfaatkan secara efektif, dan mencermati seluruh kebutuhan bagi masyarakat yang terdampak badai seroja.
"Kalau mau sekedar belanja, kami sudah belanjakan dan selesai. Tetapi kami tidak mau kerja seperti itu. Karena uang itu harus digunakan secara efektif, untuk betul-betul tepat pada kebutuhan masyarakat. Sehingga harus dicermati secara baik, apa yang mau kita sentuh," terangnya.