Berita NTT
Realisasi Investasi di NTT Capai Rp 3,6 Triliunan
Realisasi investasi di NTT baik berupa penanaman modal asing ( PMA), dan investasi penanaman modal dalam negeri ( PMDN)
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Realisasi investasi di NTT baik berupa penanaman modal asing ( PMA), dan investasi penanaman modal dalam negeri ( PMDN) hingga triwulan III mencapai Rp 3,6 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTT, Marsianus Djawa mengatakan, target realisasi investasi secara Nasional untuk Provinsi NTT tahun 2021 sebesar Rp. 7,3 Triliun, sedangkan target sesuai RPJMD/Renstra sebesar Rp. 7,59 Triliun.
Realisasi investasi sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, lanjut Marsianus, sebesar Rp. 3.639.173.225.732 (47,95%) yang terdiri dari realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Rp. 749.844.820.872, dan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp. 2.889.328.404.860.
Menurut Marianus, realisasi investasi itu bersumber dari pelaksanaan proyek sebanyak 693 kegiatan/proyek investasi yang terdiri dari Investasi PMA sebanyak 187 proyek, dan investasi PMDN berjumlah 506 proyek.
"Capaian ini kita pahami bersama karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Kami tetap upayakan ada peningkatan sampai akhir tahun," ujarnya, Senin 8 November 2021.
Marsianus menjelaskan, realisasi investasi per bidang hingga triwulan ke tiga itu yang masih mendominasi yaitu sektor Hotel dan Restoran. Kemudian disusul sektor Listrik, Gasa, dan Air, sektor industri makanan, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.
Selanjutnya Investasi di bidang perdagangan, dan reparasi, jasa lainnya, transportasi, gudang, dan telekomunikasi, pertambangan, konstruksi, perikanan, perumahan, kawasan industri, dan perkantoran.
Investasi lainnya yakni investasi industri logam dasar, barang logam, dan bukan logam. Industri kimia dan farmasi, industri mineral non logam, dan industri lainnya.
"Kami harapkan dengan adanya peningkatan hunian di hotel-hotel maka realisasi investasi dapat meningkat," katanya.
Ia menambahkan, investasi paling terbesar di kabupaten Ende yang mencapai 305,61 persen. Kemudian disusul kabupaten Manggarai Barat, dan kota Kupang.
"Sebenarnya yang paling besar investasi itu kabupaten Ende, disusul Manggarai Barat dan Kota Kupang. Sebenarnya yang paling besar itu Manggarai Barat, namun mungkin laporan saja yang belum disampaikan, karena laporannya dalam bentuk online langsung ke pemerintah pusat," tandasnya.
Ia meminta seluruh kepala DPMPTSP di kabupaten/kota untuk memfasilitasi seluruh perusahaan untuk menyampaikan laporan aktivitas.
"Corporate yang harus melaporkan kegiatan, dan aktivitasnya kepada Dinas. Kami berharap mereka harus lebih rajin menyampaikan laporan secara online," pungkasnya. (*)
