Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 6 November 2021: Kesetiaan
Kesetiaan adalah hal sangat mendasar ketika kita meretas relasi sosial dengan orang lain. Kesetiaan itu menjadi zat perekat yang mengutuhkan hubungan
Renungan Harian Katolik Sabtu 6 November 2021: Kesetiaan (Luk 16: 9-15)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - “Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia setia juga dalam perkara besar” (Luk 16:19).
Kesetiaan adalah hal sangat mendasar ketika kita meretas relasi sosial dengan orang lain.
Kesetiaan itu menjadi zat perekat yang mengutuhkan hubungan satu sama lain.
Ibarat lem yang menyatukan lembaran koran dengan dinding rumah terbuat dari anyaman bambu.
Hanya berbasis kesetiaan, orang bisa bertahan dalam komitmen hidup apa pun seumur hidup.
Maka kesetiaan itu menjadi sebuah keajaiban karena menyatukan dua sosok unik-khas dalam sebuah komitmen paripurna.
Hidup yang berlandas pada kesetiaan akan berlangsung dalam keharmonisan dan terhindar dari bahaya keretakan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 5 November 2021: Dusta Putih
Tuhan mengajak kita agar mengibarkan bendera kesetiaan dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Kita tidak perlu melakukan hal-hal besar untuk membuktikan kesetiaan itu.
Menurut Tuhan dalam Injil, ukuran kesetiaan itu adalah ketika melakukan hal-hal kecil dan sederhana dengan tekun dan telaten.
Banyak orang mau menjadi besar dan terkenal dengan melakukan hal-hal besar.
Padahal Tuhan bilang kepada kita bahwa hal besar itu akan datang secara otomatis ketika kita melakukan hal-hal kecil dan sederhana dengan tekun.
Sebuah rumah yang dibangun di atas dasar yang kokoh tentu saja melewati proses pengerjaan dengan susah payah.
Tukang dan arsitek mesti berpikir bagaimana merancang arsitektur bangunan yang kuat di atas landasan yang kokoh.
Ketika landasan bangunan rumah itu kuat dan kokoh, keindahan arsitektur seluruh bangunan akan hadir secara otomatis.
Tuhan menginspirasi kita melalui ajaran-Nya hari ini agar merintis masa depan dan menata kembali hidup kita saat ini melalui hal-hal kecil dan sederhana dengan ketekunan yang tinggi.
Ketekunan mengandaikan kesabaran. Nilai-nilai Kristus inilah yang akan melambungkan hal-hal kecil dan sederhana ke langit perkara-perkara yang lebih besar.
Perkara-perkara kecil yang dianjurkan Tuhan itu memang menjadi dasar pengujian iman yang mencakup ketekunan dan kesabaran.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 4 November 2021: Sukacita Bersama Sesama
Tuhan begitu sabar melakukan hal-hal kecil yang tidak pernah terbayangkan dalam benak banyak orang.
Ia lahir daam kesederhanaan bahkan kehinaan. Ia memilih orang-orang kecil jadi pengikut-Nya.
Ia makan dengan orang berdosa. Ia menyembuhkan orang-orang kecil korban diskriminasi elite agama-politik Yahudi.
Bahkan Ia rela mengambil rupa seorang penjahat-tindakan yang melampaui akal sehat-hanya untuk menyelamatkan kita.
Hal yang dianggap “bodoh” oleh kalangan elite agama Yahudi justru menjadi gerbang kemuliaan bagi Tuhan sekaligus tamparan keras yang menghina kemunafikan mereka.
Maka ketika kita melakukan hal-hal kecil dan sederhana dengan cinta yang besar, ketekunan yang tinggi dan kesabaran yang tak pernah surut, kita sesungguhnya mengkritik nafsu besar orang menjadi tenar dalam sekejap dengan kecerobohan akal sehat: melakukan hal besar yang membawa risiko yang berat bagi banyak orang.
Di hadapan mamon, Tuhan mengajak kita untuk tidak memusuhi mamon. Cara kita memandang dan menggunakan mamon itulah yang menjadi pembeda kita sebagai pengikut Tuhan dengan penyembah dewi mamon ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 5 November 2021: Bijak Hadapi Kenyataan
Mamon sejatinya baik. Kesekarahan dan kerakusan manusialah yang mengubah mamon menjadi malapetaka.
Tuhanlah yang menciptakan mamon untuk menolong manusia selama hidup di dunia. Maka Tuhan mengingatkan kita agar menjadikan mamon sebagai jalan menuju Allah.
Caranya? Mamon tidak sekadar jadi pemuas keinginan pribadi yang tidak pernah akan terpuaskan.
Mamon harus menjadi sarana menebarkan kasih Allah kepada sesama.
Mamon mesti menjadi momen menyebarkan kasih Allah kepada yang lebih membutuhkan.
Tuhan bilang bahwa jalan kasih mamon inilah yang akan membuat kita setia kepada-Nya.
Ketika kita menggunakan mamon untuk mengasihi Allah dalam tindakan nyata kepada sesama, sesungguhnya kita telah menjadi pemenang bagi Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 6 November 2021: Setia pada Tuhan
Mamon tidak boleh membuat kita menjadi budaknya lalu meninggalkan Allah.
Mamon harus ingatkan kita bahwa Allah adalah segala-galanya.
Dia tak ternilai dengan harta semahal apa pun.
Mamon dapat terlepas dan hilang. Allah abadi.
Misionaris Jim Elliot mewariskan kata-kata ini sebelum orang-orang Indian membunuhnya pada usia 28 tahun, “Ia bukan orang bodoh yang menyerahkan apa yang ia tidak dapat pelihara demi memperoleh apa yang tidak dapat diambil daripadanya.” *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 6 November 2021:

Bacaan Pertama: Roma 16:3-9,16,22-27
Hendaklah kalian saling memberi salam dengan cium kudus
Saudara-saudara, sampaikan salamku kepada Priska dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.
Mereka telah mempertaruhkan nyawa untuk hidupku.
Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.
Salam juga kepada jemaat di rumah mereka.
Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi; dialah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.
Salam kepada Maria, yang telah bekerja keras untuk kalian.
Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama dengan daku; mereka itu orang-orang terpandang di antara para rasul dan telah menjadi Kristen sebelum aku.
Salam kepada Ampliatus yang kukasihi dalam Tuhan.
Salam kepada Urbanus, teman sekerja kami dalam Kristus, dan salam kepada Stakhis yang kukasihi.
Hendaklah kalian saling memberi salam dengan cium kudus.
Salam kepada kalian dari semua jemaat Kristen.
Salam dalam Tuhan dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini.
Salam bagi kalian dari Gayus yang memberi tumpangan kepadaku, dan bagi seluruh jemaat.
Salam kepada kalian dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara kita.
Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kalian semua. Amin.
Allah berkuasa menguatkan kalian menurut Injil yang kumaklumkan dan pewartaan tentang Yesus Kristus, yang isinya ialah pernyataan yang berabad-abad lamanya tersembunyi, tapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman.
Bagi DIa, satu-satunya Allah yang penuh hikmat itu, segala kemuliaan untuk selama-lamanya, oleh Yesus Kristus. Amin!
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: 145:2-3,4-5,10-11
Refr.: Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
Bait Pengantar Injil: 2 Korintus 8:9
Refr.: Alleluya
Yesus Kristus telah menjadi miskin, meskipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
Bacaan Injil: Lukas 16:9-15
Jika kalian tidak setia mengurus mamon durhaka, siapakah yang mau mempercayakan harta sejati kepadamu?
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kalian diterima dalam kemah abadi.
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Jadi jika kalian tidak setia mengurus mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu?
[Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?]
Seorang hamba tidak mungkin mengabdi dua tuan.
Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain.
Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon.”
Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Yesus.
Maka Yesus berkata kepada mereka, “Kalian membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.