Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 4 November 2021: Sukacita Bersama Sesama
Penginjil Lukas melukiskan situasi yang lazim dalam kehidupan Yesus: Ia dikelilingi para pemungut cukai dan orang-orang berdosa
Renungan Harian Katolik Kamis 4 November 2021: Sukacita Bersama Sesama (Lukas 15:1-10)
Oleh:RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Penginjil Lukas melukiskan situasi yang lazim dalam kehidupan Yesus: Ia dikelilingi para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, yaitu orang-orang yang oleh para pemuka Yahudi dipandang sebagai pendosa, sehingga harus dihindari.
Dikatakannya, begitu Yesus muncul di mana saja dan kapan saja, begitu pula orang-orang jenis tertentu itu datang kepada Yesus.
"Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus".
Mereka datang bukan untuk minta propertinya laris dibeli, bukan minta juara idol atau talent, bukan minta ini atau itu dari Yesus, melainkan untuk mendengarkan-Nya (15:1).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 3 November 2021: Pilihan Tegas
Lukas memang sengaja mencantumkan kata "mendengarkan" dalam catatannya itu.
Sebab kita tahu bahwa Lukas juga mengutip seruan Yesus, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" (Luk 14:35).
Ternyata, yang selalu mau mendengarkan Yesus; yang setia mendengarkan Yesus ialah mereka yang haus akan firman-Nya, yang menganggap diri "tidak tahu", "tidak pandai", "perlu dibimbing".
Dan mereka itu adalah kelas masyarakat bawahan, rendah, hina di mata orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Terkadang karena merasa diri berdosa dan tak pantas, kita malu, enggan untuk datang kepada Yesus.
Di lain waktu kita suka dan rajin datang kepada Yesus. Kita rajin menghadiri dan ambil bagian dalam perayaan sakramen. Kita antusias mengikuti retret atau khalwat, rekoleksi atau penyegaran.
Tak jarang kita suka mampir sebentar di gereja, bertelut di depan tabernakel sebelum lanjut berangkat kerja.
Cukup sering kita mencari pastor, bahkan rela menunggu berkali-kali di pastoran untuk mendaftar dan mengikuti kursus dan pendalaman iman.
Namun kita mau jujur bertanya diri, entahkah semua aktivitas yang dilakukan itu juga terdorong oleh niat hati untuk "mendengarkan Yesus"?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 1 November 2021: Bersukacita dan Bergembiralah Karena Besar Ganjaranmu
Katakanlah sebagai misal, apakah bertelutku di depan tabernakel itu kulakukan dalam diam untuk membiarkan Yesus berbicara kepada saya?
Masih maukah kita terbangun tengah malam, bukan melulu untuk menyaksikan laga sepakbola liga Eropa, melainkan juga untuk tenang dalam keheningan biar Yesus berbicara kepada diri kita?
Lukas juga mencatat, lalu timbullah rasa kesal dalam hati para pemuka agama Yahudi, karena para pemungut cukai dan orang-orang berdosa itu datang kepada Yesus dan mendengarkan-Nya.
Dengan sangat jelas, Lukas menulis, mereka "bersungut-sungut".
Ini kejadian yang kurang lebih mirip. Persis seperti waktu Yesus mulai menyibukkan diri dengan Zakheus, si pemungut cukai terkenal, sambil meninggalkan orang banyak yang sebelumnya berbondong-bondong mengerumuni-Nya (bdk. Luk 19:7).
Dalam peristiwa itu, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi bersungut-sungut secara sinis, "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka" (lih. Luk 15:2).
De facto Yesus selalu diserang karena pergaulan-Nya, sepak terjang-Nya, terutama dengan orang-orang berdosa.
"Emang dia khan orang kayak gitu juga koq! Manusia nggak becus! Sungguh memalukan! Tak pantas! Berbahaya!"
Kenyataan pula, kita sempat ikut menyerang Yesus. Kita tak senang kenapa Yesus mau mampir di rumah tetangga kita yang kecil dan sempit.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 3 November 2021: Barui Komitmen
Dengan berbagai dalih, kita berusaha agar natal bersama harus dirayakan di rumah kita.
Kita ikut mengomel, mengapa Tuhan begitu akrab dengan anak-anak jalanan yang nakal, bersahabat dengan pemabuk di lapo. Kita bersungut-sungut persis orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Tapi Yesus tidak menghiraukan pernyataan-pernyataan sinis. Ia tetap saja bergaul dengan siapa saja. Ia terutama akrab dengan orang-orang kecil, 'sampah' masyarakat.
"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya ?" (Luk 15:4).
Yesus sama sekali tidak membenarkan yang salah dalam diri mereka yang disebut pendosa itu. Tetapi Ia juga tak menutup mata untuk melihat sisi baik yang masih tersisa biar setitik dalam diri mereka.
Ia tetap ingin berbagi sukacita hati-Nya dengan mereka. Ia selalu mau ada bersama mereka, agar mereka tetap punya harapan untuk mengangkat muka dan bangkit lagi.
Ia tahu bahwa Ia memang datang untuk mereka. "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat" (lih. Luk 5:32).
Ia tetap sadar bahwa dengan datang-Nya di bumi, bagi semua orang yang tertekan dan 'kurang beres hidupnya', mulailah zaman baru, zaman keselamatan.
Ia bersukacita bila Ia bisa menemukan kembali yang hilang, membawa pulang yang pergi jauh dari Bapa-Nya.
Apakah kita mau seperti Yesus, tetap berteman akrab dengan yang berbuat salah? Tidak menjauhkan diri dari yang telah salah jalan, karena takut tercemari?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Oktober 2021: Sabat dan Keselamatan Kita
Bersama dengan Yesus, kita ingin bersukacita dengan sesama, saudara, teman, kerabat, kenalan, "sebab sesamaku, tetanggaku yang hilang itu telah ditemukan" (Luk 15:6). *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 4 November 2021:

Bacaan Pertama Roma 14:7-12
Entah hidup, entah mati, kita tetap milik Tuhan
Saudara-saudara, tiada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan.
Jadi entah kita hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu?
Atau mengapa engkau menghina saudaramu?
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Sebab dalam Kiab Suci tertulis, “Demi Aku hidup”’ demikianlah sabda Tuhan, “semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.”
Demikianlah masing-masing di antara kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Allah tentang dirinya sendiri.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: 27:1.4.13-14
Refr.: Tuhan, Engkaulah penyelamatku
2. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
3. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!
Bait Pengantar Injil Matius 11:28
Refr.: Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.
Bacaan Injil Lukas 15:1-10
Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka.”
Maka Yesus menyampaikan perumpamaan berikut kepada mereka, “Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira.
Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.’
Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.
Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang telah kutemukan.’
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.