Berita Ende

Menuju Ende Bersih Para Ketua RT Hidupkan TOSS

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ( NTT) tidak bisa bekerja sendiri atasi masalah sampah di Kota Ende

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Sosialisasi TOSS di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, Rabu 3 November 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti

POS-KUPANG.COM, ENDE - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ( NTT) tidak bisa bekerja sendiri atasi masalah sampah di Kota Ende.

Dari sisi anggaran, sarana dan prasarana, serta tenaga saja, sudah tidak memadai untuk atasi sampah.

Namun, apakah harus menunggu kebijakan alokasi anggaran? Sementara persoalan sampah di depan mata mulai tak terbendung.

Menilik anggaran yang dialokasikan untuk atasi sampah hanya Rp. 100 juta setiap tahun. Jumlah armada angkut, hanya 9, sebagian besar rusak. Personil angkut sampah 30an orang.

Belum lagi, soal Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Rate, Kelurahan Tanjung, yang sudah over kapasitas dan ketersediaan kontainer sampah minim.

Baca juga: Soal Sampah, Ende Kabupaten Pertama di Indonesia Terapkan Toss Bupati Teken MoU

Sementara itu, produksi sampah di Kota Ende, sehari bisa mencapai 37 ton. Angka ini hanya yang sempat terangkut ke TPA Rate.

Menyikapi situasi ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende perlu membuat gerbrakan. Kepedulian terhadap kebersihan lingkungan harus mulai dari dari 'akar rumput'.

Para Ketua Rukun Tetangga (RT) di dalam Kota Ende, diundang mengikuti sosialisasi bagimana mengurangi sampah melalui Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS).

Sosialisasi tersebut dibawakan olah Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, Piet Djata, di Aula Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, Rabu 3 November 2021.

Para ketua RT sangat antusias. Mereka bertekad menerapkan Teknologi Olah Sampah di Sumbernya untuk mewujudkan Ende bersih.

"Kita mau TOSS ini masif dilakukan dari tingkat RT. Kita ingin TOSS dikembangkan mulai dari akar rumput, yang juga berdampak pada ekonomi masyarakat," ujar Piet Djata, usai sosialisasi.

Piet mengaku bahwa lahirnya TOSS berkat sinergitas dengan PLN UPK Flores, yang kemudian menjadi inovasi pemerintah Kabupaten Ende.

"PLN sendiri bukan perusahaan yang urusan sampah tetapi mereka punya misi lingkungan, pro terhadap lingkungan," ungkapnya.

Menurutnya, TOSS jika dijalankan secara tekun akan memberikan dampak dari sisi lingkungan, pariwisata maupun ekonomi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved