Berita Lembata

Di Lembata, Ada Usaha Homestay yang Dibuka Khusus Untuk Membantu Orang Susah dan Aksi Kemanusiaan

Di Lembata, Ada Usaha Homestay yang Dibuka Khusus Untuk Membantu Orang Susah dan Aksi Kemanusiaan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Dokumen Homestay Taman Daun
Tampak suasana yang tenang dan sejuk homestay Taman Daun di Bluwa, Kota Lewoleba yang didirikan khusus untuk membantu orang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA- Di Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, terdapat satu-satunya usaha homestay yang dibangun bukan untuk tujuan bisnis, namun untuk membantu orang susah dan aksi sosial kemanusiaan lainnya.

Bagaimana bisa usaha homestay ini bisa dibangun untuk membantu orang susah? Ide ini datang dari John S J Batafor, pemuda asal Lembata yang selama ini aktif dengan berbagai kegiatan sosial bersama Komunitas Taman Daun.

Bukan tidak mungkin, John bahkan sudah membantu banyak orang susah di Lembata sejak homestay ini dia dirikan pada medio 2019 lalu. Beberapa aksi bedah rumah oleh relawan Komunitas Taman Daun bahkan banyak bersumber dari biaya homestay yang dibayar setiap tamu yang datang. Homestay dengan fasilitas lengkap itu beralamat di Bilangan Bluwa, Kelurahan Lewoleba Barat, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata.

Selain dari biaya homestay, aksi bedah rumah oleh relawan Komunitas Taman Daun juga bersumber dari sumbangan relawan dan donatur. Aksi sosial ini mengusung spirit Gemohing, tradisi gotong royong khas masyarakat Lamaholot Lembata.

Misalnya saja aksi bedah rumah oleh relawan Komunitas Taman Daun di Kecamatan Omesuri, Buyasuri, Nubatukan, Nagawutung dan Atadei, aksi membantu penyintas banjir bandang dan longsor hingga.

"Jadi kalau ada tamu yang menginap di homestay ini berarti mereka sudah ikut berkontribusi membantu orang susah," kata John kepada Pos Kupang, Rabu, 3 November 2021.

Para pengunjung akan disodorkan rekening milik Komunitas Taman Daun saat hendak membayar tagihan homestay. Semua uang ini sepenuhnya digunakan untuk aksi sosial, misalnya bedah rumah, juga untuk progam literasi Taman Daun.

Lalu bagaimana dengan biaya operasional mulai dari tagihan listrik dan breakfast yang disediakan untuk tamu? Semua biaya ini ditanggung oleh John. Tentu biaya yang dia keluarkan ini tidak sebanding dengan kontribusi para tamu yang menginap di homestay.

Tidak sedikit juga tamu yang tinggal setahun penuh di homestay ini. Biasanya para tamu ini berasal dari kalangan peneliti, akademisi dan wisatawan dalam dan luar negeri.

Jika punya waktu luang, para tamu dapat menyempatkan diri untuk bermain dan mengajar anak-anak Komunitas Taman Daun sekaligus ikut aksi sosial Taman Daun.

"Ada juga yang bahkan belajar menenun dengan berbagai motif tenun ikat khas Kabupaten Lembata," ujar John.

Fasilitas Homestay

Homestay bernuansa alami ini menawarkan kenyamanan dan pengalaman yang tidak mungkin anda lupakan.

Fasilitas kamar tidur sudah memenuhi standar yang memadai dengan konsep kamar mandi tanpa atap. Konsep ini sengaja dibuat agar pengunjung dapat menyatu dengan alam tanpa mengganggu privasi mereka.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved