Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 27 Oktober 2021: Sedikit Sa Ko?

Rupanya orang selalu ingin tahu soal jumlah. Baru kerja sebentar, sudah bertanya tentang berapa gaji atau honor yang akan diterima. 

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" (Luk 13:24). 

Ooohhh ... ternyata bagi Yesus, keselamatan adalah soal perjuangan; diperoleh atau bisa digapai dengan perjuangan. 

Kata 'berjuanglah' diterjemahkan dari kata bahasa Yunani "agoni-zesthe". lstilah ini diambil dari gelanggang gulat dalam pesta olahraga Yunani, yang artinya 'bergumul, bergulat'. 

Dalam bahasa lnggris 'agony', artinya penderitaan yang hebat; atau 'to agonize' yang berarti menderita sekali. 

Dus, "berjuanglah" mengindikasikan adanya pergumulan, pergulatan yang berdarah-darah, yang menuntut pengorbanan. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 26 Oktober 2021: Kerajaan Allah

Ibarat dalam pertandingan tinju. Bisa bonyok, lebam, luka berdarah, terpukul jatuh lalu bangkit.

Tyson Furry memperlihatkan itu saat merontokkan keperkasaan Deontay Wilder dalam pertandingan mempertahankan sabuk tinju kelas berat WBC belum lama ini. 

Kata "Berjuanglah" ini dihubungkan dengan "pintu yang sesak". Orang harus berjuang melewati pintu yang sesak. Apa maksudnya? 

Yesus pernah menyebut diri-Nya sebagai pintu. "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput" (Yoh 10:9). 

Dalam konteks ini, diri-Nya adalah pintu keselamatan, pintu menuju kebahagiaan kekal. 

Pintu itu sesak. Orang harus berjuang melalui pintu yang sesak itu. Artinya, orang yang mau memperoleh keselamatan harus berjuang menerima Yesus dan menempuh jalan yang dilalui oleh Yesus. Dan itu tidak akan mudah. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 Oktober 2021: Risiko

Orang harus berkorban meninggalkan yang lain, harus rela dicaci maki atau dihujat, harus tahan banting karena dilecehkan. Bisa pula dianiaya, dijatuhkan. 

Terbukti banyak orang telah berusaha untuk masuk, tetapi tidak dapat. Ada yang cuma bisa bertahan sebentar. Tapi kemudian merasa tak sanggup. 

Apakah kita memang sedang berjuang untuk masuk melalui pintu yang sempit?

Atau, kita justru terpaku pada pikiran tentang jumlah, mengutak-atik angka dan sibuk bertanya, "Sedikit sajakah orang yang diselamatkan ?" 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved