Berita NTT
BI Ungkap Transaksi QRIS di NTT Capai 18,74 Miliar
Bank Indonesia (BI) Kantor perwakilan NTT, mengungkapkan transaksi pembayaran menggunakan QR Code atau QRIS dari Januari hingga Agustus 2021 tercatat
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Bank Indonesia (BI) Kantor perwakilan NTT, mengungkapkan transaksi pembayaran menggunakan QR Code atau QRIS dari Januari hingga Agustus 2021 tercatat telah mencapai Rp18,74 miliar.
"Rata-rata transaksi yang relatif meningkat, menggambarkan Provinsi NTT telah mulai bergerak menuju digitalisasi dan pertumbuhan transaksinya cukup signifikan," ungkap Kepala Perwakilan BI Prvinsi NTT I Nyoman Ariawan Atmaja di Kupang, Rabu, 13 Oktober 2021.
I Nyoman mengatakan, transaksi Uang Elektronik atau dompet elektronik pada periode Januari hingga Agustus 2021 mencapai Rp192,61 juta, meningkat 614,14% (yoy).
Menurutnya, dengan adanya digitalisasi sistem pembayaran di NTT tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi di NTT juga dapat terakselerasi.
Pertumbuhan ekonomi NTT, kata dia, pada triwulan II 2021 tumbuh sebesar 4,22% (yoy), dan diperkirakan pada triwulan III 2021 ini masih terus meningkat dan dapat tumbuh sebesar 3,49 % (yoy).
BI secara khusus akan intensif melakukan sosialisasi dan edukasi dalam mengurai tantangan dalam mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan tentunya sangat banyak.
"Salah satunya adalah literasi digital SDM Indonesia yang masih relatif rendah khususnya di NTT," paparnya.
Dengan edukasi kepada akademisi dan Mahasiswa di NTT diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan berperan aktif dalam mendorong transformasi digital di Indonesia khususnya di NTT.
"Cara mudah dalam berpartisipasi adalah dengan menggunakan layanan Sistem Pembayaran secara non tunai dalam bertransaksi," ucap I Nyoman.
Baginya, saat ini dunia sudah bergerak ke arah digitalisasi. Revolusi digital dalam satu dekade terakhir mengubah secara drastis perilaku transaksi agen ekonomi.
Bahkan dengan adanya platform digital berdimensi global, tidak ada lagi batasan-batasan yuridiksi (borderless).
"Kita bisa berbelanja produk-produk negara lain dengan mudah, bahkan bisa juga berwisata ke Eiffel-Paris, Pyramid-Mesir secara virtual. Begitu pula sebaliknya, orang luar negeri dapat berbelanja produk-produk kita dan dapat pula melihat keindahan wisata Indonesia melalui aplikasi digital," jelasnya.
I Nyoman menjelaskan, digitalisasi semakin cepat dan tumbuh secara eksponensial didorong oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan mobilitas manusia.
Keunggulan digitalisasi adalah efisiensi. Inovasi digital mengubah interaksi sosial ke arah demokratisasi ekonomi, meningkatkan efisiensi karena tambahan kemampuan agen ekonomi dalam mengakses dan memanfaatkan informasi.