Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 12 Oktober 2021: Yang Penting Isinya
Durian dikatakan sebagai buah paling eksotik, unik, sehingga mendapat julukan King of Fruits alias raja buah.
Perkataan keras dan menohok ini disampaikan Yesus, karena seorang Farisi yang mengundang Dia makan di rumahnya, merasa heran, kenapa Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
Ini bukan perkara higienis semata, seperti saat ini kita terus-terusan diingatkan untuk mencuci tangan lantaran pandemi covid 19.
Ada persoalan lebih mendalam terkait pemahaman akan hukum Taurat. Orang Farisi memang tak peduli dengan kebenaran yang menjadi jiwa dari hukum Taurat.
Orang Farisi memang lebih memperhatikan sisi luar. Yakni ketaatan pada norma, kaidah. Tapi mengabaikan sisi dalam. Padahal isi itulah yang terpenting, yang memberikan kedamaian, tanpa tikai, keharmonisan.
Ia tak melihat dan mensyukuri kehadiran Yesus dalam memenuhi undangan untuk makan di rumahnya. Ia tetap kekeuh dengan prinsip, pandangannya tentang hukum.
Kita harus membaca dan menyelami isi hati Tuhan. Hati-Nya yang tak ada yang lain, selain melulu berisi cinta yang legit dan manis buat kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 7 Oktober 2021: Jangan Takut Hai Maria
Kita pun harus bisa membuka dan mengerti isi hati sesama. Berbarengan dengan itu, kita juga semestinya membuka dan memperlihatkan isi hati kita kepada sesama.
"Berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu" (Luk 11:41), demikian tegas Yesus.
Isi hati sesama dan isi hati kita yang memberikan kedamaian, keselarasan, keharmonisan, itulah kebenaran sejati. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik12 Oktober 2021:

Bacaan 1: Roma 1:16-25
Sekalipun mereka mengenal Allah, namun mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah
Saudara-saudara, aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil itu kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Sebab di dalam Injil kebenaran Allah menjadi nyata, dan kebenaran itu bertolak dari iman dan menuju kepada iman, seperti ada tertulis, “Orang benar akan hidup oleh imannya.”
Sebab murka Allah nyata dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.