Opini Pos Kupang

Nona Susanti dan Pikap Tua

Beberapa hari terakhir ini NTT, Indonesia digencarkan oleh prestasi brilliant yang digapai oleh putri cantik nona Susanti

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

Oleh: Yohanes Mau, Warga NTT di Zimbabwe, Afrika

POS-KUPANG.COM-Beberapa hari terakhir ini NTT, Indonesia digencarkan oleh prestasi brilliant yang digapai oleh putri cantik nona Susanti. Kendati mengalami kesulitan pembiayaan untuk ikut partisipasi dalam ajang Muaythai PON di Papua. Namun itu tidak mematikan niat baiknya untuk pergi dan turut serta dalam perlombaan bergengsi itu.

Semangatnya berkobar bagai nyala api yang terus menyala di tengah derasnya gaung Covid-19. Ia pergi dibiayai oleh pelatih, orangtua dan keluarganya sendiri. Ia pergi dengan tujuan mulia untuk mengharumkan nama NTT yang sering menjadi bahan cerita di pelbagai media tentang aneka prestasi terbuntut dari semua Provinsi yang ada di Indonesia. NTT juga adalah negeri kecil kaya yang tidak mampu dioptimalisasikan kemajuannya hingga kini.

Ada apa dengan Susanti dan pemerintah daerah? Pemerintah itu ada karena dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Susanti putri sederhana itu adalah warga NTT. Ia memiliki rindu yang dalam untuk berjuang mengharumkan nama NTT yang kerap kali menjadi bahan cerita yang tak pernah selesai itu ajang nasional.

Hasratnya yang begitu menggebu untuk pergi ikut lomba PON XX Papua 2021 tak didukung pemerintah daerah. Pemerintah daerah melihat nona Susanti dengan mata sebelah. Susanti bagai anak yatim yang tak berayah dan beribu. Namun Susanti yang tak terhitung dalam biaya atlet daerah NTT itu bisa tampil gemilang hingga meraih prestasi.

Baca juga: Sarung Tinju dan Ban Bekas Bawa Susanti Ndapataka Raih Emas

Ia pergi dengan jiwa yang kesatria. Ia pergi untuk tunjukkan bahwa ia adalah yang tak terhitung. Ia berjuang hingga menjadi yang terhitung dan nomor satu. Walaupun tak dihitung namun ia terhitung.

Nona Susanti adalah salah satu yang menjadi korban ketidakadilan namun ia tahu bahwa Tuhan yang diimaninya tak pernah meninggalkannya. Ia yakin, Tuhan akan buka jalan. Pemerintah boleh berhati batu bagai karang kota Kupang ibu kota NTT tetapi Tuhan masih bernama kasih.

Susanti menang dalam perlombaan dan mengharumkan NTT di ajang nasional. Ia pergi, melihat, bertanding dan menang. Ia pergi dengan bekal persiapan dan kemauannya yang melangit untuk menjadi yang terbaik. Tuhan memihak kepada dia dan rindunya yang terdalam pun tercapai.

Persembahan prestasi terbaik untuk NTT oleh Susanti adalah unik dari segala prestasi yang selama ini telah digapai oleh para atlet NTT lainnya. Pergi tanpa dukungan pemerintah NTT tapi pulang dengan prestasi brilian mengharumkan nama NTT.

Baca juga: Raih Emas, Atlet Susanti Ndapataka Peroleh Ragam Bonus Dari Pengusaha di Kupang

Pikap tua milik keluarga Susanti menjemputnya di Bandara El Tari Kupang untuk arak dan pawai Susanti pahlawan NTT di tengah maraknya penyalagunaan dana PON. Keluarga ingin berpawai dengan sederhana bersama Susanti.

Dari keluarga sederhana namun sekali-kali Susanti bukanlah yang terkecil di antara yang terhitung dan tak diandalkan. Lalu dimanakah pemerintah daerah ketika Susanti siap diri untuk ikut PON XX Papua 2021?

Mungkin saja pemerintah daerah sudah menyediakan kendaraan untuk menjemput Susanti. Namun sayangnya pelatihnya lebih memilih menumpang pikap tua milik keluarga telah lebih dulu di sana untuk menjemput Susanti.

Di sini terlihat jelas, betapa tidak ada rasa malunya kita. Saat Susanti tampil meraih medali emas untuk NTT wajah pemerintah pun ada di sana. Mereka hadir dan menepuk dada bahwa Susanti adalah anak kami dari NTT. Ia tampil atas nama NTT.

Semoga pemerintah daerah bisa belajar dari pengalaman berharga ini untuk menjadi lebih baik dari kemarin-kemarin yang telah pergi.

Pikap tua itu nampak dari luarnya tak terhitung namun di dalamnya sarat makna. Susanti berjuang dalam kesederhanaan. Berawal dari mimpinya yang besar menggapai bintang dan tetap membumi beri harapan kepada generasi berikut. Yang kecil bukan selamanya kecil dan tak terhitung namun kelak akan menjadi besar dan berkat bagi banyak orang.

Masih adakah pemerintah daerah NTT? Masih adakah dana PON untuk atlet NTT? Mengapa bukan KONI NTT yang kelolah? Kalau masih ada dimanakah? Semoga dana atlet untuk PON tidak disalahgunakan dan tersangkut dimana-mana.
Selamat untuk nona Susanti yang telah tampil dengan prestasi gemilang. Selamat juga untuk pemerintah daerah NTT. (*)

Baca Opini Pos Kupang Lainnya

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved