KKB Papua

Kondisi Terbaru Para Nakes Kiwirok yang Trauma Akibat Kebrutalan KKB Papua

Keadaan Terbaru Para Nakes Kiwirok yang Trauma Akibat Kebrutalan KKB Papua.Kiwirok di Papua masih menjadi sorotan hingga kini usai peristiwa itu.

Editor: Gordy Donofan
Tribunnews.com
Dua rumah penduduk ludes dibakar KKB Papua. 

POS-KUPANG.COM - Distrik Kiwirok di Papua masih menjadi sorotan hingga kini usai peristiwa penyerangan oleh KKB Papua.

Berikut kondisi terkini para tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Kiwirok yang trauma karena jadi korban kebrutalan KKB Papua.

Komnas HAM pun turun tangan untuk memberikan trauma healing.

Komnas HAM Perwakilan Papua mengandeng lembaga psikologi Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura melakukan pemulihan psikis dan percakapan dengan para tenaga kesehatan korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Jumat.

Baca juga: Petugas Kesehatan di Pegunungan Bintang Belum Nyaman Pasca Serangan KKB Papua di Kiwirok 

Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua Frits G. Ramandey mengatakan bahwa trauma healing kepada nakes korban kekerasan KKB Papua di Kiwirok bisa pulih secara bertahap dan memberikan keterangan di Polda Papua.

"Komnas HAM Perwakilan Papua sangat bersyukur karena program pendampingan nakes korban bisa berjalan sesuai dengan rencana kegiatan," kata Frits di Jayapura, melansir dari ANTARA.

Dari sejumlah nakes korban kekerasan KKB Papua, menurut Frits, hingga saat ini kondisi kejiwaannya telah beransur pulih.

Dari hasil pendampingan nakes korban kekerasan KKB Papua di Kiwirok, mereka sudah mau bicara.

Komnas HAM Perwakilan Papua, menurut Frits, hingga saat ini juga telah berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK).

Pemkab Pegunungan Bintang juga diminta untuk beri jaminan terhadap hak-hak pekerja.

"Hak pekerja seperti upah dan kebutuhan lainnya harus tetap terjaga dengan baik," ujarnya.

Situasi Terkini Kiwirok

Diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebelumnya menyerang puskesmas dan tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok.

Setelah aksi serangan tersebut, pemberian imunisasi di Pegunungan Bintang (Pegubin) mengalami kendala.

Hal tersebut diakui Kepala Puskesmas Oksibil, Ida Tiku Seleng saat memberikan pelayanan imunisasi di SD YPPK Santo Lusia dan SD Balil di Pegunungan Bintang.

"Keadaan disini kurang kondusif karena kasus yang lalu (penyerangan nakes).

Baca juga: KKB Papua Brutal di Kiwirok, Tokoh Masyarakat Buka Suara, Sebut Lamek Taplo Cs Terkutuk

Sekarang saja kami waswas melakukan pelayanan,"kata Santo Lusia, Rabu (6/10/21), melansir dari Tribun Papua.

Ida mengatakan, pihaknya merasa takut tetapi ada kerinduan dalam melakukan pelayanan dengan tulus kepada masyarakat setempat.

"Nyawa itu penting. Kami selalu rindu pelayanan makanya pelayanan tetap berjalan meski didalam gedung. Posyandu pun tetap berjalan tetapi penuh kewaspadaan,"ujarnya.

Maka, Ida meminta agar adanya dukungan dari tokoh adat dan tokoh agama dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan agar tenaga kesehatan merasa aman.

"Kami tidak bisa jalan sendiri apalagi situasi begini khususnya kami di Pegubin. Kami butuh keamanan yang bisa bamtu kami,"katanya.

Selain itu, Ida menyebut saat memberikan imunisasi di salah satu SD tersebut, sempat menimbulkan pro dan kontra.

"Kemarin kami imunisasi, ada satu orang tua datang ke kami dan menanyakan tadi diimunisasi apa dengan lantang.

Setelah kami jelaskan baik-baik baru mereka terima. Disangkanya yang kami suntikkan tadi vaksin covid,"ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pegubin, Natalis Sipyan menjelaskan pasca kejadian tersebut, pihaknya menarik tenaga kesehatan yang berada di distrik-distrik ke Oksibil maupun Jayapura.

"Karena hal tersebut, pelayanan kesehatan di Pegubin tidak berjalan merata.

Kami bukan berarti tarik selamanya, tapi kami berharap kedepannya pemerintah bisa berusaha untuk amankan situasi ini sehingga pelayanan kami bisa berjalan,"katanya.

Ia berharap, kedepannya ada keterlibatan Babinkamtibmas dalam membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

"Harus ada keterlibatan kepolisian dan babinkamtibmas untuk membantu kami lakukan pelayanan sekitar kota," tambah dia.

Tokoh Masyarakat Menentang Keras Kebrutalan KKB Papua di Kiwirok

Sementara itu, Tokoh masyarakat di Kabupaten Pegunungan Bintang, Seni Uopdana, menentang keras kebrutalan KKB Papua di Distrik Kiwirok.

Seperti diketahui, aksi kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang khususnya di Distrik Kiwirok, semakin meningkat.

Melihat banyaknya korban terus berjatuhan, baik dari sipil maupun aparat, Seni Uopdana menilai aksi KKB Papua harus segera diatasi. 

Uopdana dalam keterangannya mengatakan jika aksi-aksi KKB Papua tidak kunjung direspon cepat oleh aparat keamanan, ia khawatir konflik akan terus meluas dan dampak yang ditimbulkan juga semakin besar.

“Saya sangat berduka dengan kabar akhir-akhir ini yang terjadi di Pegunungan Bintang.

Memang kelompok bersenjata itu sudah membuat kacau situasi disini.

Makanya saya berusaha membuka forum, dan meminta kepada aparat keamanan agar bisa segera bertindak tegas terhadap mereka.” ucapnya, Senin (4/10/2021), melansir dari Tribun Papua.

“Peristiwa hitam seperti sekarang ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena ada banyak nyawa yang akhirnya terancam.

Saya takut kebiadaban separatis KKB Papua akan meluas” tambahnya.

Uopdana juga menyebutkan jika keberadaan Lamek Alipki Taplo sebagai pemimpin gerakan separatis di wilayah Pegunungan Bintang telah meracuni moral dan pemikiran anak-anak muda.

Lamek Taplo dianggap sudah memberi pengaruh buruk kepada generasi papua.

"Kerugian yang ditimbulkan dari kelompok separatis itu bukan hanya dari ancaman kekerasan, tapi dia dan kelompoknya juga telah merusak pikiran generasi penerus Papua terutama yang berada di wilayah Pegunungan Bintang,” tegasnya.

Atas dasar tersebut, Seni Uopdana tegas mengutuk keberadaan Lamek Alipki Taplo dan para kelompoknya.

Dirinya mengatakan jika aksi yang dilakukan kelompok tersebut telah diluar batas nilai kemanusiaan dan melanggar ajaran adat dari para leluhur.

“Terkutuk Lamek Taplo bersama kelompoknya. Mereka sudah melakukan aksi biadab yang tak berperi kemanusiaan dan sudah melanggar adat leluhur.

Tidak ada ampun baginya, kutukan itu akan segera datang," ujar Uopdana.

Dirinya meminta agar aparat keamanan secepat mungkin segera mengambil tindakan yang tegas terhadap separatis KKB Papua di pegunungan bintang.

Berita KKB Lainnya

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kondisi Terkini Para Nakes Kiwirok yang Trauma Akibat Kebrutalan KKB Papua: Komnas HAM Turun Tangan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved