Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 29 September 2021, Pesta St. Mikael, Gabriel, Rafael: Malaikat
Minggu kemarin, setelah misa, dua bocah cilik berlari kecil mendatangiku. Sambil tersenyum manis, keduanya meminta tanganku, hendak menciumnya.
Zaman now, rupanya kepalsuan sudah menjadi "sebuah kultur", kebudayaan baru.
Kasat mata, kepalsuan merebak, seakan menjadi trend dalam jagat hidup kita dewasa ini.
Banalitas kepalsuan tertampilkan dalam berbagai bentuk, antara lain hoaks, berita palsu, perilaku munafik, tampilan bertopeng, dan lainnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 22 September 2021: Pusat Hidup
Kita terajak untuk menampilkan diri sebagai pribadi (prosophon).
Istilah ‘prosophon’ dalam konteks waktu itu mengatakan “topeng”.
Yang dimaksud topeng di sini adalah apa yang digunakan dalam drama-drama di Yunani.
Dalam drama, topeng menjelaskan karakter, peran, dan disposisi emosi dari aktor dalam keseluruhan cerita.
Dari makna etimologis ini, kita bisa menarik beberapa karakter, peran, identitas dalam keseluruhan hidup manusia.
Dengan kata lain, pribadi adalah keseluruhan manusia itu sendiri.
Nah ... kita terpanggil untuk menampilkan pribadi, karakter dan identitas diri kita tanpa kepalsuan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 28 September 2021: Tuhan Dibela?
Katakanlah, kita tidak mencla mencle, hari ini tahu dan esok tempe.
Kita berusaha hidup sebagai pribadi yang utuh, sebenarnya, terlebih saat kita datang kepada Tuhan. Dia melihat diri kita itu.
Dia lugas (akan) berkata, "Inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya." *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 29 September 2021:

Bacaan I : Daniel 7:9-10.13-14