Timor Leste

Timor Leste Mulai Bahas Keterlibatan Perempuan dalam Pemilu 2022

Timor Leste mulai membahas calon-calon yang akan terlibat dalam Pemilu Timor Leste 2022, termasuk calon dari kalangan perempuan.

Editor: Agustinus Sape
Pemerintah Timor Leste
Bendera Timor Leste 

Timor Leste Mulai Bahas Keterlibatan Perempuan dalam Pemilu 2022

POS-KUPANG.COM - Sekretariat Negara untuk Kesetaraan dan Inklusi (SSII) dan para pemangku kepentingan di Timor Leste telah memulai pembahasan rencana untuk mendukung partisipasi perempuan dalam empat pemilu yang akan segera berlangsung di Timor Leste.

Sekretaris Menteri SSII, Maria José da Fonseca Monteiro de Jesus mengatakan diskusi ini dilakukan untuk menegaskan kembali rencana mendukung perempuan dalam pemilihan presiden 2022, undang-undang untuk pemilihan kepala desa, dan pemilihan tingkat kota yang akan segera diadakan.

“Tim sudah siap dan lokakarya ini untuk mempersiapkan rencana di tingkat nasional, kota termasuk RAEOA untuk berpartisipasi dalam pemilihan rujukan.  Lokakarya ini memberikan kesempatan kepada semua mitra untuk membahas keterlibatan perempuan dalam pemilu,” kata Maria Monteiro kepada media di Delta Nova Hall Dili, Senin 27 September 2021.

Ditambahkannya, tidak ada pernyataan resmi dari perempuan untuk mencalonkan diri sebagai presiden, kecuali Ibu Armanda Berta dari Partai Politik KHUNTO, namun tidak tertutup kemungkinan juga banyak perempuan berpotensi besar lainnya untuk ikut serta.

Baca juga: Ingin Jadi Presiden Timor Leste, Mantan Pastor Gusmao Bakal Berhadapan dengan Pesaing Perempuan

Menurut Ms. Monteiro, sistem patriarki di Timor Leste merupakan kendala terbesar bagi perempuan karena kurangnya dukungan dari publik dan media untuk memberikan ruang bagi perempuan untuk mengekspresikan pikiran dan kapasitas yang ada.

“Tim sedang bekerja, namun membutuhkan lebih banyak dukungan dari media, kami membutuhkan dukungan Anda, dan hanya Anda yang dapat menjamin bahwa dengan melakukan liputan yang sama dalam periode pemilihan, tidak hanya untuk laki-laki, tetapi juga dari Anda LGBTQIA (Lesbian , Gay, Biseksual, Transgender, Queer/Questioning, Intersex, dan Asexual/Aromantic/Agent), serta penyandang disabilitas, kita harus bekerja sama,” ujarnya.

Direktur Yayasan CAUCUS “Feto iha Politika”, Terezinha Maria Noronha Cardoso mengungkapkan, salah satu faktor yang menghambat perempuan mencalonkan diri untuk menduduki jabatan penting adalah persiapan finansial dan menikah dini.

Teresina meminta kepada parpol untuk mencalonkan perempuan sebagai calon presiden, sehingga diperlukan dukungan dana dan suara yang cukup.

“Banyak perempuan yang terjun ke politik dan mereka sudah memenuhi syarat. Perempuan selalu memiliki masalah keuangan sebagai kendala untuk bersaing untuk setiap posisi tinggi. Oleh karena itu kita membutuhkan Partai Politik yang memilih perempuan,” jelasnya.

Baca juga: Ingin Jadi Presiden Timor Leste, Mantan Pastor Gusmao Bakal Berhadapan dengan Pesaing Perempuan

Data SSII melaporkan, 16% perempuan telah berpartisipasi dalam pemerintahan, 40% merujuk, 5% merujuk perempuan dengan jabatan kepala desa, angka ini menunjukkan negara belum mencapai rencana strategis 2011-2030.

Mitra yang aktif mengikuti lokakarya Penguatan Partisipasi Perempuan dalam Pemilu ini terdiri dari, GMPTL (Grupo Mulheres Parlamentar Timor Leste), MOFE Timor Leste (Movimento Feto Foinsa’e), Plan International, Patria, dan juga CAUCUS.

Sumber: tatoli.tl

Berita Timor Leste lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved