Timor Leste
Ingin Jadi Presiden Timor Leste, Mantan Pastor Gusmao Bakal Berhadapan dengan Pesaing Perempuan
Martinho Germano da Silva Gusmao yang ingin menjadi Presiden Timor Leste melalui Piplres Timor Leste 2022, tidak dengan sendirinya mulus
Ingin Jadi Presiden Timor Leste, Mantan Pastor Gusmao Bakal Berhadapan dengan Pesaing Perempuan
POS-KUPANG.COM - Martinho Germano da Silva Gusmao, yang baru saja menanggalkan jubah sebagai imam Katolik karena ingin menjadi Presiden Timor Leste melalui Piplres Timor Leste 2022, tidak dengan sendirinya mulus mewujudkan keinginannya.
Dia harus bersaing dengan para kandidat lainnya yang diusung sejumlah partai politik di bumi Lorosae.
Salah satu figur yang diperkirakan bakal menghambat langkah Gusmao menuju kursi Presiden Timor Leste justru seorang politisi perempuan, yakni Armanda Berta do Santos.
Armanda saat ini menjadi Wakil Perdana Menteri Timor Leste sekaligus Menteri Solidaritas Sosial dan Inklusi. Dia juga merupakan ketua Partai KHUNTO Timor Leste.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah keuskupan di Timor-Leste yang mayoritas beragama Katolik secara resmi telah menangguhkan tugas imamat seorang pastor yang hendak mencalonkan diri sebagai presiden tahun depan.
Uskup Baucau Mgr Dom Basílio do Nascimento mengumumkan dalam sebuah surat yang dikeluarkan pada 30 Agustus 2021 bahwa ia telah menghentikan semua pelayanan sakramental imam diosesan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao.
Dia menjelaskan bahwa keputusan itu diambil setelah sang imam "sudah lama merenung, mendengarkan, berdoa dan memutuskan hidup dan tugasnya sebagai imam Gereja Katolik dengan 'kesadaran yang bersih dan tenang'."
Uskup Nascinamento mengatakan imam itu mengajukan surat pengunduran diri kepadanya pada 25 Januari tahun lalu dan surat kepada Paus Fransiskus pada 4 Februari tahun ini untuk melepaskan status imamatnya.
“Menanggapi kehendak dan keputusan Pastor Martinho Germano da Silva Gusmao, uskup Baucau menangguhkan pelayanan sakramentalnya pada 20 Agustus 2021,” bunyi surat itu.
Uskup Nascimento tidak menjelaskan secara rinci alasan pengunduran diri imam, yang adalah dosen di Instituto Superior de Filosofia e de Theologia (ISFIT) yang dikelola Katolik, Dom Jaime Garcia Goularat di Fatumeta, Dili.
Namun, Pastor Gusmao mengakui pengunduran dirinya terkait dengan tekadnya untuk terlibat dalam urusan sosial politik negara, termasuk rencananya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan.
Dia mengatakan dia merasa harus mundur dari imamat karena dia ingin berbicara lebih bebas tentang politik "tanpa dibebani oleh aturan yang diberlakukan oleh Gereja."
Meski Gereja Katolik tidak melarang, apalagi membungkam, para imam berbicara tentang politik, selalu ada orang di dalamnya, dan politisi tertentu, yang mempertanyakannya, katanya.
Tetapi ketika mencalonkan diri untuk jabatan publik, Gereja melarang para imam mencari jabatan yang melibatkan pelaksanaan kekuasaan sipil.