Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 25 September 2021: Kemuliaan Diri?
Tiap orang ingin dihargai, dihormati, dikagumi, pun dicintai. Orang suka bercerita tentang apa yang sudah ia lakukan, tentang kehebatan dirinya
Renungan Harian Katolik Sabtu 25 September 2021: Kemuliaan Diri? (Lukas 9:43b-45)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Tiap orang ingin dihargai, dihormati, dikagumi, pun dicintai. Barangkali karena kecenderungan manusiawi ini, orang suka bercerita tentang apa yang sudah ia lakukan, tentang kehebatan dirinya, tentang prestasi yang dia gapai.
Zaman medsos kini, facebook, whatsapp, IG, Twitter jadi media yang paling banyak dimanfaatkan dan paling efektif untuk mengekspresikan kecenderungan manusiawi itu. Tiap hari bermunculan status, ter-upload foto-foto tentang berbagai kegiatan, aktivitas, pun prestasi.
Sebetulnya berkisah tentang diri saya, tentang kebaikan, kehebatan, prestasi yang saya gapai memberi makna positif. Dengan berbagi, saya bisa mengekspresikan diri saya itu baik bagi petumbuhan dan perkembangan diri saya. Bagi orang lain, kisah yang terbagikan bisa dipetik manfaatnya dan diterapkan untuk dirinya.
Ada banyak orang senang koleksi kisah inspiratif dan berbagi kepada sesama dengan menambah pesan yang dia petik. Banyak orang merasa tersentuh dan menerapkan dalam hidupnya.
Tapi ada hal lain yang sebaiknya saya renungkan. De facto, kecenderungan untuk dikagumi dan berbagi tentang kehebatan diri bisa juga membuat saya jadi bangga diri, melambung jauh ke atas langit dan lupa di mana saya berada dan berpijak. Sejalan dengan itu, terkadang orang berkesan dan beranggapan bahwa saya sombong, arongan.
Apalagi kalau saya sampai terjebak dalam "delusion of grandeur" atau delusi kehebatan diri. Yakni sebuah delusi yang meyakini bahwa diri saya adalah orang yang jauh lebih hebat dan lebih berkuasa, atau lebih berpengaruh daripada keadaan yang sesungguhnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 22 September 2021: Relasi
Di lain pihak, kisah tentang kehebatan saya setidaknya bisa juga membuat orang lain rendah diri, terkadang memunculkan iri hati dan cemburu.
Ketika orang-orang takjub tentang mukjizat dan kehebatan yang Dia lakukan, Tuhan Yesus justru katakan begini, "Dengar dan camkanlah segala perkataan-ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia" (Luk 9: 44).
Terkesan Yesus tak begitu peduli dengan kehebatan diri dan takjubnya orang kepada apa yang sudah Dia lakukan. Apakah itu tidak dianggap penting oleh Yesus?
Dalam permenungan, saya yakin Yesus justru soroti hal pokok ini. Bahwa Dia tahu diri dan tahu misi-Nya. Tugas Dia sesungguhnya adalah mewartakan kebesaran, keagungan Bapa-Nya dan melakukan apa pun untuk keselamatan manusia. Bagi Yesus, kebesaran, kehebatan itu milik Bapa. Apa saja yang dilakukan itu bukan terarah dan bermuara untuk kebesaran dan keagungan diri.
Inilah yang (harus) menjadi kecenderungan diri-Nya dan kecenderungan murid-murid-Nya. Kecenderungan yang baik dan luhur adalah kecenderungan agar bapa dimuliakan dan manusia terselamatkan.
Kata-kata tanggapan Yesus atas kekaguman orang terhadap diri-Nya jelas, "Anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia“. Ini bermakna bahwa Ia taat, patuh menjalankan rencana dan kehendak Bapa-Nya. Ia harus memuliakan Bapa-Nya dengan menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan manusia.
Dengan ini Ia mengingatkan saya bahwa kecenderungan manusiawi saya yang paling luhur adalah memuliakan Allah, melakukan kehendak Allah, menyerahkan dan mengorbankan diri saya untuk kebaikan orang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 23 September 2021: Mengenal Yesus
Di sebuah kelas, seorang guru bertanya kepada murid-murid enam tahunan, "Apa yang paling besar di dunia?"
"Ayah saya!" kata seorang gadis kecil. "Gajah!" kata seorang bocah yang belum lama mengunjungi kebun binatang. Seorang cilik lain berkata, "Mata saya adalah yang paling besar di dunia!"
Seluruh kelas hening sesaat. "Apa maksudmu?" tanya sang guru kepada si cilik. "Ya dong bu!" Si filsuf cilik lantas menerangkan, "Mata saya bisa melihat ayahnya dan dapat melihat gajah. Mata saya pun dapat melihat gunung serta banyak yang lain. Semua bisa masuk di mata saya. Jadi, pastilah sesuatu yang paling besar di dunia ya mata saya!"
Kebijaksanaan bukanlah pembelajaran, tetapi melihat dengan jernih apa yang tidak dapat diajarkan.
Dengan segala hormat kepada si cilik, saya menambahkan kebijaksanaan yang telah diketahuinya. Bukan matanya, tetapi Dia yang menciptakan mata-lah yang merupakan terbesar dan harus dimuliakan. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 25 September 2021:

Bacaan I : Zakharia 2:5-9,14-15a
Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu
Aku, Zakharia, melayangkan mataku dan melihat: Tampak seorang yang memegang tali pengukur.
Aku lalu bertanya, "Ke manakah engkau pergi?" Maka ia menjawab, "Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa lebar dan panjangnya."
Lalu malaikat yang berbicara dengan daku maju ke depan.
Sementara itu seorang malaikat lain maju, mendekatinya dan diberi perintah.
"Larilah, katakanlah kepada orang muda di sana itu, demikian, 'Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya.
Dan Aku sendiri,' demikianlah sabda Tuhan, 'akan menjadi tembok berapi di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya'."
"Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu," demikianlah sabda Tuhan, "dan pada waktu itu banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan dan akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan tinggal di tengah-tengahmu."
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan : Yer 31:10.11.12ab.13
Refr.; Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya
Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerahkan Israel akan menghimpunnya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!
Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
Waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira, Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.
Bacaan Injil : Lukas 9:43b-45
Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya
Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya.
Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus