Salam Pos Kupang

Jangan Selalu Berharap pada Pemerintah

SETIAP tahun masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) selalu melewati musim kering yang kejam

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

POS-KUPANG.COM- SETIAP tahun masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) selalu melewati musim kering yang kejam. Musim ini kejam karena terik yang sungguh menyengat. Dampaknya cukup banyak. Sumber air menjadi kering, persediaan pakan yang semakin berkurang sehingga kerap disebut sebagai musim lapar serta bencana kebakaran lahan yang sulit dikendalikan.

Kita cuma me-list beberapa kejadian yang ternyata sungguh akrab dan menjadi sahabat sejati warga NTT. Karena kerap menjadi bagian dari kehidupannya, warga pun mengikuti saja irama alam.

Mau panas, hujan yang cuma marintik serta probmelatika lain seakan tak dihiraukan lagi. Semuanya mengalir saja. Bahkan kondisi ini dinilai sebagai sebuah takdir. Namanya takdir, ya sudah begitu. Tuhan yang kasih semuanya. Kalau sudah demikian mau apalagi.

Di beberapa wilayah NTT, masyarakat yang sudah tahu dan menghafal maunya musim memasuki hutan. Di sana, mereka mencari bahan pangan yang tumbuh sendiri kemudian bisa menghasilkan sesuatu. Alam yang melakukan budidaya atas tanaman itu tanpa campur tangan manusia.

Baca juga: Perum Bulog Flotim Siapkan 300 Ton Beras Hadapi Musim Kering dan Gagal Panen

Misalnya, umbi-umbian atau pohon asam yang siap panen. Khusus umbian-umbian kerapkali diekpose sebagai ciri warga mulai kehabisan bahan pangan. Padahal sekali lagi masyarakat memang akrab dengan jenis makanan yang mengandung karbohidrat tinggi ini.

Ketika diangkat ke medan publik, media massa, misalnya atau ke media sosial kerap memunculkan sebuah justifikasi bahwa warga memang sudah atau sedang lapar. Maka diskusi pada ruang publik menjadi sungguh ramai. Bagi kita, ini fenomena sosial yang perlu dipercakapkan secara serius.

Jika fakta menyebutkan bahwa masyarakat memang mengalami kelaparan, maka di sinilah ruang yang pas bagi pemangku kepentingan. Bagaimana memersiapkan masyarakat dalam menghadapi musim paceklik atau musim kering atau musim kemarau yang hari-hari ini sedang kita alami bersama? Tugas semua pihak. Tak hanya pemerintah.

Kabar media ini dengan jelas menyebutkan bahwa beberapa kabupaten di NTT kini sedang mengalami hari tanpa hujan dengan kategori ekstrim panjang. Beberapa kabupaten itu mungkin saja jauh lebih ekstrim mengalaminya. Tapi, rasanya kondisi seperti ini terjadi secara merata di NTT.

Baca juga: Antisipasi Musim Kering, PDAM Kupang Siapkan Sumur Bor

Rekomendasi kita adalah belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Membenahi setiap persoalan untuk mencari sebuah solusi yang tepat. Sebab musim kering ini tak pernah atau tak akan pernah hilang dari daerah kita.

Masyarakat memang perlu disiapkan secara telaten untuk menghadapinya. Jika pakan habis maka bagaimana cara agar ia tak boleh mengalami lagi kelaparan. Dorong masyarakat agar jangan sampai "jatuh cinta" hanya pada pertanian semusim saja.

Jangan karena sejak nenek moyang kita menanam jagung, padi dan sebagainya lalu kita tak boleh beralih pada pengembangan pola hidup yang lain. Beternak ayam, babi, itik, sapi, kerbau dan lainnya.

Pemerintah memang menyediakan bantuan-bantuan itu tapi sungguh terbatas. Banyak masyarakat yang belum terjamah program ini. Karena itu dibutuhkan kemandirian dari setiap orang untuk keluar dari kemiskinan yang sungguh melilit ini.

Yang menjadi soal ketika masyarakat sudah memulai, pemerintah kadangkala menarik kembali spiritnya dengan membagi-bagi sembako atau uang tunai kepada akar rumput ini.

Ini pola memenjarakan masyarakat dalam sebuah sistim yang tak mendidik. Bahkan kadangkala aktivitas yang dilakukan sarat kepentingan politis, mencari dukungan. Terakhir, masyarakat tak berdaya lagi.

Semoga dari waktu ke waktu kita mau belajar dan mengubah pola hidup kita. Belajar untuk melakukan analisa. Belajar untuk keluar dari persoalan-persoalan itu agar kita jangan terus merana atau sengsara. Padahal kita sebagai makluk Tuhan yang memiliki akal dan budi. Jangan selalu berharap pada penguasa atau pemerintah. *

Baca Salam Pos Kupang Lainnya

BERITATERKAIT
  • Berita Terkait :#Salam Pos Kupang
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved