Kadis Kesehatan Sumba Barat, Akui Kasus Stunting Alami Kenaikan

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter

POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Kepala Dinas Kesehatan Sumba Barat, drg. Bonar B.Sinaga mengakui kasus stunting Kabupaten Sumba Barat mengalami kenaikan.

Hal itu dapat dilihat dari jumlah kejadian kasusnya, misalnya pada bulan Agustus 2020 jumlah kasus anak stunting sebanyak 2.763 kasus dan pada 2021 periode pengukuran Februari 2021 jumlah kasus balita naik menjadi 2.819 kasus.

Demikian penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat, drg.Bonar B.Sinaga tentang perkembangan penanganan stunting di Waikabubak, Sumba Barat, Kamis 23 September 2021.

Menurutnya, salah satu faktor naik atau turunnya angka prevalensi maupun jumlah kasus ini dipengaruhi juga salah satunya oleh jumlah sasaran yang diukur atau partisipasi sasaran yang datang ke posyandu pada saat bulan operasi timbang.

Baca juga: Bupati Yohanis Soroti Anggaran Bertambah, Stunting Bukan Berkurang Tetapi Terus Bertambah

Semakin banyak sasaran yang diukur dan jumlahnya konsisten di setiap periode pengukuran akan lebih baik dan kita akan mengetahui trend angkanya naik atau turun.

Jadi untuk sementara ini, acuannya menggunakan data pengukuran bulan Februari 2021. Sedangkan untuk data bulan Agustus 2021 sementara input oleh tim. Meski demikian, bila dibandingkan dengan data tahun 2020 (bulan Agustus) secara persentase prevalensi memang angkanya turun dari 32,2 turun ke 28,8%.

Sebelumnya Bupati Kabupaten Sumba Barat, Yohanis Dade, S.H dalam arahannya ketika memimpin rapat persiapan vaksinasi ibu hamil dan ibu menyusui di aula kantor Bupati Sumba Barat, Selasa 21 September 2021, menyoroti anggaran penanganan stunting di Kabupaten Sumba Barat yang setiap tahun mengalami kenaikan tetapi stunting bukan menurun malahan justru bertambah naik pula. (*)

Baca Berita Sumba Barat Lainnya