Timor Leste
Ungkapan Hati Anak Timor Leste yang Dibawa ke Indonesia Saat Perang: Hati Saya Merindukan OrangTua
Terlalu muda melihat tentara Indonesia sebagai musuh dan bersemangat dengan janji petualangan besar, anak laki-laki sudah berada di sebuah Jeep.
POS-KUPANG.COM- Di bawah bayang-bayang gereja Katolik bercat putih di Ainaro, Timor-Leste, Kalistru berjalan menuruni tangga menuju jalan berdebu.
Dia hanya seorang anak laki-laki, berusia delapan tahun.
Dia tak menyangka tidak akan bisa melihat ibu atau ayahnya lagi setelah hari itu.
Saat itu tahun 1977 dan Timor-Leste sedang berperang.
Baca juga: Dari Arsip 1999: Penjaga Perdamaian Australia Mengamankan Dili, Timor Leste
Dua tahun sebelumnya pasukan Indonesia telah menyerbu dan menduduki bekas wilayah kecil Portugis.
Melansir Abc.net.au, terlalu muda untuk bergabung dengan pasukan perlawanan seperti beberapa saudaranya, Kalistru berada di sisi ibunya selama kekacauan hari itu.
Kalistru dan teman-temannya hampir tidak memperhatikan sekelompok tentara Indonesia yang menunggu di dekatnya ketika mereka meninggalkan gereja lebih awal hari itu.
Mereka terlalu sibuk bermain dengan beberapa koin saat mereka berjalan di jalan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Terjadi di Timor Leste, Taur Mantan Ruak: Percayakan Tenaga Kesehatan
Salah satu tentara mendekati mereka dan bertanya apakah dia bisa bergabung.
“Apakah Anda tahu ibu kota Indonesia, Jakarta?” dia bertanya pada anak laki-laki.
"Tidak," kata mereka. "Maukah kamu pergi ke sana?"
Terlalu muda untuk melihat tentara Indonesia sebagai musuh dan bersemangat dengan janji petualangan besar, anak laki-laki lalu sudah berada di sebuah Jeep tentara menuju Dili.
Baca juga: Pemerintah Timor Leste Mulai Tegas, Perusahaan di Bayu Undan Tidak Lagi Bayar Pajak ke Australia
Sejak hari itu, selama 2 tahun lamanya, mereka 'hilang.'
Lebih dari 4.000 anak diambil dari Timor-Leste selama pendudukan Indonesia antara tahun 1975 dan 1999.
Beberapa organisasi non-pemerintah percaya bahwa jumlah sebenarnya bahkan lebih tinggi.