Laut China Selatan

Amerika Serikat Membuka Medan Pertempuran Baru dengan China di Indo-Pasifik

China telah diprediksi menanggapi perkembangan dengan memperingatkan bahwa formasi baru akan menimbulkan perlombaan senjata dan mengacaukan kawasan.

Editor: Agustinus Sape
bbc.com
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden 

Sejak pemindahannya pada tahun 1972, Taiwan telah bertahan seperti berada di ujung tanduk.

Baca juga: Amerika dan Australia Prihatin atas Klaim Maritim China yang Meluas di Laut China Selatan

Para ahli internasional telah mengacu pada Perang Dingin Baru antara Amerika Serikat dan China, lebih dari seperempat abad kemudian setelah Perang Dingin lama antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet.

Apa pun fluktuasi dalam perebutan kekuasaan antara Amerika dan China, sangat tidak mungkin komunisme akan runtuh di China seperti yang terjadi di Rusia.

China telah memeluk kapitalisme dan ekonomi pasar hampir 45 tahun yang lalu, dan telah muncul sebagai ekonomi yang kuat di pasar global.

Uni Soviet adalah kekuatan militer yang harus diperhitungkan, tidak pernah menjadi kekuatan ekonomi seperti China saat ini.

Ada juga fakta bahwa pengaruh ekonomi Amerika relatif berkurang. Hal ini membuat perebutan kekuasaan antara Dua Besar, Cina dan Amerika, menjadi jenis kontes yang berbeda.

Tidak akan ada pemenang atau pecundang yang jelas. Melalui Belt Road Initiative (BRI), China menyebarkan pengaruhnya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Amerika melalui bantuan ekonomi pada 1950-an dan 1960-an.

Baca juga: China Kerap Terganggu Armada AS di Laut China Selatan, Kini Giliran Laut Amerika Diterobos China

Tampaknya Amerika selamanya mencari saingan, jika bukan musuh, meskipun Presiden Biden telah menyatakan ketidaksukaan Amerika untuk perang selamanya.

Sumber: https://www.gulftoday.ae/

Berita laut China Selatan lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved