Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 17 September 2021: Berkeliling dan Berbuat Baik

Yesus "berkeliling” sebagai seorang untuk “memberitakan injil kerajaan Allah”. Itu jelas tersurat dalam catatan awal perikop.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Jumat 17 September 2021: Berkeliling dan Berbuat Baik (Lukas 8:1-3)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota, dari desa ke desa, dari kampung ke kampung. Tentu Ia berkeliling bukan untuk main sirkus, adakan pemutaran film layar tancap, promo single atau album terbaru, road show atau temu kader dalam rangka persiapan pemilu.

Yesus "berkeliling” sebagai seorang untuk “memberitakan injil kerajaan Allah”. Itu jelas tersurat dalam catatan awal perikop.

"Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia" (Luk 8:1).

Injil atau euanggelion (Yunani) itu artinya “kabar baik”. Apakah kabar tentang kenaikan gaji pokok atau tunjangan profesi? Apakah berita gembira tambahan rekening oleh BLT (Bantuan Langsung Tunai) selama masa pandemi? Atau, kabar yang menggembirakan lain yang bisa dialami dan sesuai harapan dalam hidup?

Sssttt… tenyata bukan! Kabar gembira itu adalah kabar tentang Kerajaan Allah, di mana di dalamnya kita-kita hidup sebagai anak dan saudara tanpa rasa benci, tanpa ada persaingan, tanpa saling menjatuhkan.

Kabar tentang kerajaan Allah, dimana di dalamnya tak ada yang berniat jahat dan menyebarkan hoaks. Kabar bahwa Allah mencintai kita dan cinta-Nya total, pure, dan tanpa reserve.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 17 September 2021: Jadi Berkat bagi Sesama

Injil atau kabar gembira itu tersedia dan diperuntukkan bagi semua manusia tanpa kecuali. Berita baik itu harus dikumandangkan untuk didengar semua orang.

Makanya, Yesus harus berkeliling, berkelana, mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia berpindah-pindah, mendaki gunung dan menuruni lembah. Kepanasan dan kedinginan. Sering kali capai sekali. Keringat bercucuran, haus, dan lapar. Cukup sering makan pun tak sempat.

Meski lelah, Ia tetap bersemangat dan terus berkeliling dan berkarya. Demi siapa? Demi manusia yang hendak diselamatkan. Manusia jauh lebih penting daripada kelelahan pribadi.

Alangkah beruntung para murid. Setiap hari, saat demi saat, dalam hidup sehari-hari yang berat dan meletihkan untuk menyampaikan kabar baik itu, mereka disertakan Yesus, ada bersama Dia.

Mereka bisa mengamat-amati Yesus secara langsung. Mereka sempat menyaksikan pekerjaan-Nya secara nyata. Mereka sempat menyaksikan reaksi orang atas pemberitaan Yesus.

Mereka sempat memperhatikan reaksi Yesus sendiri terhadap orang-orang. Mereka sempat menikmati kehangatan cinta Yesus kepada orang-orang.

Saya pun mau memantapkan tekadku bahwa tiap perjalananku merupakan perjalanan menyertai Yesus; perjalanan bersama Tuhan; perjalanan pemberitaan kabar baik: kunjunganku terhadap umat dari stasi ke stasi; visite-ku terhadap pasien dari kamar ke kamar; kehadiranku di kelas atau ruang zoom belajar mengajar; perjumpaanku dengan nasabah dan rekanan; kehadiran dan kebersamaanku dalam hajatan, pesta atau kematian; perjalananku membawa penumpang dari satu alamat ke alamat lain.

Saya mesti cerah ceria, tersenyum dan berbagi senyuman. Senyuman itu sebuah kabar baik. Senyuman dapat menciptakan kebahagiaan sekitar. Kegelisahan dapat ditenangkan; yang berkecil hati dapat terteguhkan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 13 September 2021: Iman Orang Asing

Bila di kemudian hari saya merasa lelah, letih, bosan, saya coba belajar bagaimana bertahan dan mendapatkan kekuatan. Kalau tenggapan negatif yang dihadapi, saya berusaha bereaksi seperti Tuhan. Saya ‘kan mencoba terus berbagi kehangatan cinta Tuhan. Karena sesungguhnya saya hanya berkeliling dan berbuat baik.

Saya mesti bersyukur bahwa Yesus menyertakan saya dalam perjalanan dan karya-Nya. Dia memperkenankan saya mendampingi-Nya, ada bersama-Nya seperti para murid dan perempuan-perempuan kala itu. Padahal siapakah saya ini? Bukankah saya ini hanyalah "nelayan" sederhana, pernah dirasuki roh jahat dan berlepotan lumpur dosa?

Kiranya saya pun sadar diri bahwa ada orang lain yang juga disertakan Yesus untuk ada bersama-Nya. Hati saya harus terbuka untuk ada bersama orang lain, menyertakan orang lain, berkarya bersama orang lain.*

Teks Lengkap Bacaan 17 September 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan I: 1 Timotius Bab 6 : ayat 2c – ayat 12

Pembacaan Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius :

Mengenai penyakit bersilat kata dan mengenai cinta uang

Saudara terkasih, bersyukurlah dan konsultasikanlah semua ini.

Jika ada orang yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan iman kita, dialah yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa.

Penyakitnya adalah mencari-cari tentang dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, iri hati, fitnah dan curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi mengembangkan sehat, yang kehilangan kebenaran, yang mengira agama itu suatu sumber keuntungan.

Memang iman itu jika disertai rasa yang cukup, memberi keuntungan besar.

Karena kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini, dan kita pun tidak membawa apa-apa ke luar.

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Tetapi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan pelbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Karena akar kejahatan adalah cinta uang.

Karena mengejar uanglah, maka beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri dengan berbagai macam penderitaan.

Tetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, takwa, kesetiaan, cinta kasih, kesabaran dan kehati-hatian.

Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.

Untuk itulah engkau telah dipanggil; untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar-benar ada di depan banyak saksi.

Demikian Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan: 49:6-7.8-9.17.18-20

Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah

  • Mereka yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka?
  • Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya,
  • Karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya?
  • Supaya ia tetap hidup untuk seterusnya, dan tidak melihat lobang kubur.

Bait Pengantar Injil Matius Bab 11 : ayat 25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil

Bacaan Injil Lukas Bab 8 : ayat 1 – ayat 3

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas :

Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved