Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 17 September 2021: Berkeliling dan Berbuat Baik
Yesus "berkeliling” sebagai seorang untuk “memberitakan injil kerajaan Allah”. Itu jelas tersurat dalam catatan awal perikop.
Saya mesti cerah ceria, tersenyum dan berbagi senyuman. Senyuman itu sebuah kabar baik. Senyuman dapat menciptakan kebahagiaan sekitar. Kegelisahan dapat ditenangkan; yang berkecil hati dapat terteguhkan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 13 September 2021: Iman Orang Asing
Bila di kemudian hari saya merasa lelah, letih, bosan, saya coba belajar bagaimana bertahan dan mendapatkan kekuatan. Kalau tenggapan negatif yang dihadapi, saya berusaha bereaksi seperti Tuhan. Saya ‘kan mencoba terus berbagi kehangatan cinta Tuhan. Karena sesungguhnya saya hanya berkeliling dan berbuat baik.
Saya mesti bersyukur bahwa Yesus menyertakan saya dalam perjalanan dan karya-Nya. Dia memperkenankan saya mendampingi-Nya, ada bersama-Nya seperti para murid dan perempuan-perempuan kala itu. Padahal siapakah saya ini? Bukankah saya ini hanyalah "nelayan" sederhana, pernah dirasuki roh jahat dan berlepotan lumpur dosa?
Kiranya saya pun sadar diri bahwa ada orang lain yang juga disertakan Yesus untuk ada bersama-Nya. Hati saya harus terbuka untuk ada bersama orang lain, menyertakan orang lain, berkarya bersama orang lain.*
Teks Lengkap Bacaan 17 September 2021:

Bacaan I: 1 Timotius Bab 6 : ayat 2c – ayat 12
Pembacaan Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius :
Mengenai penyakit bersilat kata dan mengenai cinta uang
Saudara terkasih, bersyukurlah dan konsultasikanlah semua ini.
Jika ada orang yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan iman kita, dialah yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa.
Penyakitnya adalah mencari-cari tentang dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, iri hati, fitnah dan curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi mengembangkan sehat, yang kehilangan kebenaran, yang mengira agama itu suatu sumber keuntungan.
Memang iman itu jika disertai rasa yang cukup, memberi keuntungan besar.
Karena kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini, dan kita pun tidak membawa apa-apa ke luar.
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Tetapi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan pelbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.