Berita Sikka

Segel Kantor DPRD Sikka Pakai Tali Rafia

Aksi demo GMNI Sikka soal penanganan Covid-19 di Kota Maumere, Kabupaten Sikka berakhir ricuh

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ARIS NINU
DEMO-Aksi demo GMNI Sikka soal penanganan Covid-19 di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Kamis, 9 September 2021 pagi. 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE -Aksi demo GMNI Sikka soal penanganan Covid-19 di Kota Maumere, Kabupaten Sikka berakhir ricuh. Padahal awalnya demo berlangsung aman dan dalam pengawalan ketat aparat Polres Sikka.

Kericuhan di penghujung demo ini dipicu adanya kata-kata yang tak diterima para pendemo yang diucapkan Wakil Ketua DPRD Sikka, Yoseph Karmianto Eri saat menerima GMNI di Kantor DPRD Sikka, Kamis 9 September 2021 siang.

Para pendemo yang tidak terima kata-kata Wakil Ketua tersebut sempat melakukan aksi penyegelan Kantor DPRD Sikka. Namun aksi penyegelan itu berhasil dihalangi aparat Polres Sikka. Aparat Polres Sikka yang melakukan pengamanan meminta para pendemo tenang.

Wakil ketua DPRD Sikka, Yoseph Karmianto Eri pun sempat mengklarifikasi kalau apa yang ia sampaikan itu salah ucap dan telah meminta maaf kepada GMNI Sikka.

Baca juga: Parpol dan Upaya Percepatan Vaksinasi Covid-19 Golkar-Demokrat Mulai Rebut Kepercayaan Rakyat

Pantauan Pos Kupang GMNI Sikka menggelar aksi demo soal penanganan Covid-19 di Sikka.

Pada pukul 11.15 Wita, di Sekretariat GMNI Cabang Sikka Lorong BK3D Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur massa aksi berkumpul dan mulai bergerak dengan Long march (berjalan kaki) dipimpin Ketua GMNI Sikka, Alvianus Lalong Ganggung menuju lokasi aksi di Dinkes Sikka dan DPRD Sikka.

Aksi tersebut mempersoalkan meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia khususnya di Kabupaten Sikka. GMNI Sikka menduga adanya praktik pengcovidan pasien di RSUD TC.Hillers Maumere.

Hal ini dibuktikan dengan beberapa indikator temuan di antaranya ketidakterbukaan hasil swab tes dan adanya upaya pembiaran penyebaran Covid-19 di keluarga-keluarga yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Pada pukul 12.30 Wita, rombongan massa tiba di halaman Kantor DPRD Kabupaten Sikka.

Baca juga: GMNI NTT Desak Pemerintah Evaluasi Rumah Sakit dan Satgas Covid-19

Mereka diterima Ketua DPRD Sikka, Donatus David, SH, Wakil ketua DPRD Sikka Yosep Karimanto Eri, S.Fil, anggota DPRD dari Fraksi PKB, Yoseph Don Bosco dan Anggota DPRD dari Fraksi Hanura Wenseslaus Wege, S.Fil., di lobi Aula kantor DPRD Sikka.

Ketua DPRD Sikka, Donatus David saat menerima peserta aksi mengatakan, pihaknya bangga dan salut karena GMNI Sikka menyalurkan aspirasi kepada pimpinan dan juga anggota DPRD Sikka.

"Kami sebagai lembaga DPRD akan menerima dan menampung aspirasi dari adik maupun seluruh warga masyarakat di Kabupaten Sikka ini," ujar Donatus.

Wakil Ketua DPRD Sikka an. Yosep Karimanto Eri, S.Fil saat menerima GMNI Sikka meminta agar peserta aksi memahami benar soal surat-menyurat yang mana suratnya tidak ada ke Pimpinan DPRD sehingga DPRD tidak bisa memanggil pihak OPD terkait.

"Kami hari ini tidak bisa menerima karena secara teknis tidak ada surat penyampaian supaya kami bisa koordinasi dengan dinas atau instansi terkait," ujarnya.

Akan tetapi saat menyampaikan penjelasan tersebut, Yosep sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak diterima GMNI Sikka sehingga memicu kemarahan. Kata-kata yang dikeluarkan itu antara lain meminta kepada para mahasiswa untuk tidak berteriak seperti di pasar dan kata-kata yang kurang pantas.

Walau demikian, Yosep langsung meminta maaf beberapa kali di hadapan massa aksi. Yosef mengaku salah omong karena yang ia maksudkan adalah ade-ade jangan berteriak seperti di pasar.

Aparat Polres Sikka pun bersikap tegas dengan membubarkan peserta aksi. Peserta aksi dibubarkan karena mau menyegel Kantor DPRD Sikka dan sempat mengikat tali rafia di salah satu pintu masuk Kantor DPRD.

Ketika pembubaran sempat terjadi aksi saling dorong. Namun berhasil ditenangkan Kabag Ops Polres Sikka, AKBP Wihelmus Sinlae dan langsung mengawal aksi massa pulang.

GMNI Sikka menyampaikan enam poin tuntutan yakni : Pertama, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka meminta pihak RSUD TC. Hillers Maumere bertanggung jawab terhadap bukti rekam medis pasien yang tidak diberikan kepada pasien ataupun pihak keluarga.

Kedua, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk meminta pihak RSUD Maumere mengklarifikasi atas tindakan tenaga kesehatan yang tidak mengenakan APD Covid-19 ketika melayani pasien Covid-19.

Ketiga, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk meminta pihak RSUD Hillers Maumere mengklarifikasi mengapa pihak keluarga yang kontak erat pasien Covid-19 tidak dilakukan tracing.

Keempat, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk mendesak Bupati Sikka mencopot Direktur RSUD TC Hillers Maumere dan dokter utama penanganan pasien Covid-19 Sikka dari jabatannya.

Kelima, GMNI Sikka mendesak Pemda Sikka, DPRD dan Bupati Sikka untuk segera membangun ruangan pemulasaran jenazah pasien Covid-19 di Sikka.

Keenam, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka agar Satgas Covid-19 Sikka bertanggung jawab dan mengevaluasi secara holistik mekanisme pelayanan dan penanganan Covid-19 di Sikka yang telah mengalami krisis kepercayaan sehingga merugikan masyarakat secara psikologis, ekonomi dan aspek pendidikan. (ris)

Baca Berita Sikka Lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved