Berita Kota Kupang
Persiapan Sekolah Tatap Muka, SMPK St. Yoseph Naikoten Buat Pemetaan Siswa dalam Ruang Kelas
Menjelang dilakukannya sekolah atau pembelajaran tatap muka, SMPK St. Yoseph Naikoten menyiapkan strategi pemetaan.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/KUPANG -- Menjelang dilakukannya sekolah atau pembelajaran tatap muka, SMPK St. Yoseph Naikoten menyiapkan strategi pemetaan dan pengaturan siswa di dalam ruang kelas.
Upaya yang ditempuh ini sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.
Hal ini disampaikan Kepala SMPK St. Yoseph, Naikoten, Romo. Amanche Frank Ninu, Pr, Kamis 9 September 2021.
Menurut Romo Manche sapaan akrab Romo Amanche, sejak tahun 2020 lalu, SMPK St Yoseph sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Baca juga: 5 Kelurahan di Kota Kupang Bebas Covid-19 atau Zona Hijau
"Tahun ini kita juga siap pembelajaran tatap muka langsung secara terbatas. Strategi yang kami tempuh, yakni melakukan pemetaan dan pengaturan siswa di dalam kelas," kata Romo Manche
Dijelaskan, penerapan protokol kesehatan, bukan saja di luar ruangan seperti mencuci tangan, tetapi di dalam ruang kelas juga diatur terutama jarak tempat duduk dan jumlah siswa setiap ruangan.
"Sesuai dengan instruksi bapak Walikota, untuk pelaksanaan sekolah atau belajar tatap muka, maka kita sudah siap. Persiapan sarana prasarana protokol kesehatan, tempat cuci tangan dan juga jarak tempat duduk maupun jumlah siswa per kelas," katanya.
Romo Manche juga mengatakan, di tahun 2020, SMPK St Yoseph juga telah menyiapkan skenario pembelajaran tatap muka terbatas.
"Saya contohkan, di tahun lalu, jumlah siswa kami 459 orang, kita atur siswa yang masuk sekolah tiga rombongan belajar, maksimal 30 orang per rombongan belajar, bahkan, kita buat 10-15 siswa per rombongan belajar," ujarnya.
Baca juga: Dinas Kesehatan Kota Kupang Catat 5.074 Anak Kota Kupang Terima Vaksin Tahap Satu
Dikatakan, saat ini sedang dilakukan persiapan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan peserta yang terpilih mengikuti AKM ke sekolah agar dibekali pembelajaran.
"Anak-anak datang dan kita juga bagi sehingga tidak semua datang serentak. Persiapan kita lakukan, yaitu literasi dan numerasi. AKM ini juga tentu berbasis IT," ujarnya.
Romo Manche juga mengatakan, selama pembelajaran secara online atau daring, dirinya melakukan pembenahan, seperti menambah kapasitas internet dan juga memberikan konsumsi bagi para guru, karena para guru ini harus bekerja ekstra dari pagi hingga sore.
Sedangkan dana yang digunakan, ia mengakui dana berasal dari BOS, yayasan dan komite sekolah. *)