Breaking News

Opini Pos Kupang

Berharap Pada VBL

Persoalan kinerja dan prestasi seorang kepala daerah merupakan diskursus yang menarik perhatian publik untuk diperbincangkan

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

Pada sisi yang berbeda VBL mestinya juga cukup memahami bahwa ketidakmampuan pemimpin dalam memecahkan masalah adalah sebuah bentuk ketidakcakapan yang setali tiga uang dapat juga memiskinkan masyarakat.

Alat ukur kecerdasan dan kemampuan seorang pemimpin dapat dilihat dari gaya kepemimpinan, kinerja, dan prestasi.

Dan hari ini, publik belum melihat VBL sebagai Gubernur yang mampu mendesain proses pembangunan NTT ke arah yang lebih baik sesuai dengan retorikanya. VBL mungkin sosok yang cerdas sebagai pribadi tetapi, ia belum cakap dalam konteks membangun daerah.

Ia hebat berpolitik, tetapi belum bisa dinilai pandai dalam merumuskan arah pembangun. Pada titik ini, bisa dikatakan bahwa masyarakat telah gagal memilih pemimpin yang cerdas untuk melahirkan ide, gagasan, atau visi yang rasional dan terukur, sekaligus mampu mengimplementasikannya.

Berbagai janji dan wacana yang sangat gampang diucap di ruang publik dan pada akhirnya tidak dikerjakan, dengan begitu dapat diduga bahwa, VBL berbicara tanpa kajian.

Sebagai kepala daerah yang paling menentukan arah pembangunan daerah, VBL dapat dinilai belum memahami secara baik tentang konsep pembangunan itu sendiri.

Wacana-wacana lewat beragam retorika kemudian gagal dalam penerapan, hendak menunjukkan bahwa sebagai pemimpin, ia memiliki banyak ide kreatif tetapi tidak realistis.

Ia belum mengetahui secara baik tentang tahapan pembangunan, kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan di daerah serta solusi alternatif.

Kedua, ketidakberpihakan pemimpin terhadap masyarakat. Persoalan ketidakberpihakan sudah sangat sering dijumpai dalam banyak kasus, pemimpin kerapkali berbicara untuk kepentingan rakyat dalam konteks politik elektoral, tetapi dalam konteks regulasi dan kebijakan, justru terlihat nihil.

Masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam memaknai regulasi dan kebijakan sangat sulit membuktikan pada posisi mana mereka diabaikan lewat suatu kebijakan maupun aturan.

Disparitas ekonomi yang NTT yang terus melebar hendak menunjukkan secara gamblang soal ketidakberpihakan pemimpin terhadap masyarakat kecil.

Ketiga, hilangnya integritas pemimpin. Integritas merupakan salah satu atribut terpenting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas berkaitan dengan konsistensi antara kata dan tindakan.

Integritas bersinergi jelas dengan mutu, sifat, dan keadaan yang memiliki potensi untuk memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Pemimpin yang berintegritas setidaknya terukur lewat sikap dan kebijakan yang konsisten, bukan wacana tanpa implementasi.

Berbagai agenda kepemimpinan VBL lebih sering berhenti pada tataran wacana. Lalu, apa yang dapat generasi muda NTT pelajari dari tipe dan gaya seorang pemimpin semacam VBL?

Apakah pemimpin itu dilahirkan, dibentuk, serta memiliki integritas ataukah asal punya seribu satu macam retorika semu? Apakah demokrasi dalam Pemilihan Umum dimaksudkan hanya agar sebuah daerah memiliki kepala, atau benar-benar pemimpin?

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved